"Ahlul Bait" bukanlah istilah yang asing lagi di telinga sebagian kita.
Bila disebut maka akan terlintas di benak kita tentang seseorang yang
memiliki pertalian kekerabatan dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Tentu saja, ini merupakan kehormatan tersendiri bagi orang tersebut.
Siapakah Ahlul Bait Itu?
Ahlul Bait adalah orang-orang yang sah pertalian nasabnya sampai kepada
Hasyim bin Abdi Manaf (Bani Hasyim) baik dari kalangan laki-laki (yang
sering disebut dengan syarif) atau wanita (yang sering disebut
syarifah), yang beriman kepada Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam dan meninggal dunia dalam keadaan beriman. Di antara Ahlul Bait Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah:
- Para istri Rasul, berdasarkan konteks surat Al-Ahzab:33
- Putra-putri Rasulullah (tidak dikhususkan pada Fathimah saja)
- Abbas bin Abdul Muththalib dan keturunannya
- Al-Harits bin Abdul Muththalib dan keturunannya
- Ali bin Abi Thalib dan keturunannya (tidak dikhususkan pada Al-Hasan dan Al-Husain saja)
- Ja'far bin Abi Thalib dan keturunannya
- Aqil bin Abi Thalib dan keturunannya
(Untuk lebih rincinya, silahkan lihat kitab "Syi'ah dan Ahlul Bait" dan "Minhajus Sunnah An-Nabawiyyah")
Kedudukan Ahlul Bait
Kedudukan Ahlul Bait di sisi Allah dan Rasul-Nya amat mulia. Di antara kemuliaan itu adalah:
- Allah bersihkan Ahlul Bait dari kejelekan. Dia shallallahu 'alaihi wa sallam berfirman yang artinya: "Hanyalah Allah menginginkan untuk membersihkan kalian (wahai) Ahlul Bait dari kejelekan dan benar-benar menginginkan untuk mensucikan kalian." (Al-Ahzab:33)
- Perintah Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam untuk berpegang dengan bimbingan mereka.
Beliau bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي تَرَكْتُ
فِيْكُمْ مَا إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوْا: كِتَابَ اللهِ
وَعِتْرَتِي أَهْلَ بَيْتِيْ
"Wahai manusia sesungguhnya aku telah
meninggalkan sesuatu kepada kalian yang apabila kalian berpegang teguh
dengannya, maka kalian tidak akan tersesat: Kitabullah dan Ahlul
Bait-ku." (HR. At-Tirmidzi dengan sanad shahih)
Oleh karena itu tidaklah ragu lagi, bahwa Ahlul Bait memiliki kedudukan
yang sangat istimewa di sisi Allah dan Rasul-Nya. Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah rahimahullah berkata: "Dan tidak ragu lagi bahwa mencintai
Ahlul Bait adalah wajib." Al-Qadhi 'Iyadh rahimahullah berkata: "Dan
termasuk memuliakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah berbuat baik kepada keluarga dan keturunan beliau."
Para sahabat adalah orang-orang yang sangat memuliakan Ahlul Bait baik dari kalangan para sahabat sendiri maupun para tabi'in.
Demikianlah hendaknya sikap seorang muslim kepada mereka. Wajib atas
dirinya untuk mencintai, menghormati, memuliakan dan tidak menyakiti
mereka.
Namun sudah barang tentu, tolok ukur kecintaan terhadap mereka semata-mata karena iman dan kekerabatan mereka dengan Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam. Tanpa iman tidak akan bermanfaat sama sekali kekerabatan seseorang dengan Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah 'azza wa jalla berfirman yang artinya:
"Yaitu di hari (hari kiamat) yang harta dan anak keturunan tidak lagi
bermanfaat. Kecuali seseorang yang menghadap Allah dengan hati yang
lurus." (Asy-Syu'ara`:88-89)
Demikian pula bila ada Ahlul Bait yang jauh dari sunnah Rasul, maka
martabatnya di bawah seseorang yang berpegang teguh dengan sunnah Rasul,
walaupun dia bukan Ahlul Bait. Allah berfirman yang artinya:
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa." (Al-Hujurat:13)
Ahlul Bait Menurut Tinjauan Syi'ah Rafidhah
Tinjauan mereka tentang Ahlul Bait sangat bathil dan zhalim, yaitu:
- Mereka membatasi Ahlul Bait Nabi hanya 4 orang: Ali, Fathimah, Al-Hasan dan Al-Husain
- Mereka keluarkan putra-putri Rasul selain Fathimah dari lingkaran Ahlul Bait
- Mereka keluarkan semua istri Rasul dari lingkaran Ahlul Bait
- Mereka keluarkan 12 putra Ali (selain Al-Hasan dan Al-Husain) dan 18 atau 19 putri beliau dari lingkaran Ahlul Bait
- Mereka keluarkan putra-putri Al-Hasan dari lingkaran Ahlul Bait
- Mereka mengklaim bahwa keturunan Al-Husain-lah yang Ahlul Bait, namun tragisnya mereka keluarkan pula sebagian keturunan Al-Husain dari lingkaran Ahlul Bait karena tidak dicocoki oleh hawa nafsu mereka. Oleh karena itu, mereka vonis sebagian keturunan Al-Husain dengan kedustaan, kejahatan dan kefasikan, bahkan vonis kafir dan murtad pun dijatuhkan untuk mereka. Wallahul Musta'an. (Lihat kitab "Syi'ah dan Ahlul Bait")
Walhasil, Syi'ah Rafidhah mempunyai dua sikap yang saling berlawanan
terhadap Ahlul Bait yaitu ifrath (berlebihan di dalam mencintai)
sebagian Ahlul Bait dan tafrith (berlebihan di dalam membenci) sebagian
yang lain.
Fakta Sikap Ifrath Syi'ah Rafidhah terhadap Ahlul Bait
Al-Kulaini di dalam Al-Ushul Minal Kafi 19/197 mengatakan -dengan dusta-
bahwa Ali bin Abi Thalib pernah berkata: "Sesungguhnya aku telah diberi
beberapa sifat yang belum pernah diberikan kepada seorang pun sebelumku
-sekalipun para nabi-: Aku mengetahui seluruh kenikmatan, musibah,
nasab, dan keputusan hukum (yang pada manusia). Tidaklah luput dariku
perkara yang telah lampau dan tidaklah tersembunyi dariku perkara yang
samar."
Di dalam kitab Al-Irsyad hal.252 karya Al-Mufid bin Muhammad An-Nu'man: "Ziarah kepada Al-Husain -yaitu kuburnya- radhiyallahu 'anhu kedudukannya seperti 100 kali haji mabrur dan 100 kali umrah."
Semakin parah lagi ketika mereka -dengan dusta- berkata bahwa Baqir bin
Zainal Abidin rahimahullah berkata: "Dan tidaklah keluar setetes air
mata pun untuk meratapi kematian Al-Husain, melainkan Allah akan
mengampuni dosa dia walaupun sebanyak buih di lautan." Dalam riwayat
lain ada tambahan lafazh: "Dan baginya Al-Jannah." (Jala`ul 'Uyun 2
hal.464 dan 468 karya Al-Majlisi Al-Farisi)
Perhatikanlah wahai para pembaca, kecintaan kaum Syi'ah Rafidhah kepada
beberapa Ahlul Bait ternyata lebih bersifat pengkultusan, bahkan
menjadikan Ali bin Abi Thalib sebagai sekutu bagi Allah. Wallahul
Musta'an!!
Fakta Sikap Tafrith Syi'ah Rafidhah terhadap Ahlul Bait
Diriwayatkan di dalam kitab Rijalul Kasysyi hal.54 karya Al-Kasysyi bahwa firman Allah yang artinya:
"Dialah sejelek-jelek penolong dan sejelek-jelek keluarga." (Al-Hajj:13) turun tentang perihal Al-Abbas (paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam).
Adapun tentang saudara sepupu Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam
yaitu Abdullah bin Abbas, Al-Qahbani di dalam kitab Majma'ur Rijal
4/143 mengatakan: "Sesungguhnya dia ini telah berkhianat kepada Ali dan
telah mengambil harta (shadaqah) dari baitul mal di kota Bashrah."
Di sisi lain ketika hendak menjelekkan para istri Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam
tanpa malu mereka menukil secara dusta dari Abdullah bin Abbas bahwa ia
pernah berkata kepada Aisyah: "Kamu tidak lain hanyalah seorang pelacur
dari sembilan pelacur yang ditinggalkan Rasulullah ..." (Ikhtiyar
Ma'rifatur Rijal karya Ath-Thusi hal.57-60)
Sikap Para Imam Ahlul Bait terhadap Syi'ah Rafidhah
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata: "Tidaklah
seseorang mengutamakan aku daripada dua syaikh (Abu Bakar dan Umar)
melainkan aku dera dia sebagai pendusta."
Muhammad bin Ali (Al-Baqir) rahimahullah berkata: "Keluarga Fathimah
telah bersepakat untuk memuji Abu Bakar dan Umar dengan sebaik-baik
pujian."
Ja'far bin Muhammad (Ash-Shadiq) rahimahullah berkata: "Allah 'azza wa jalla membenci siapa saja yang membenci Abu Bakar dan Umar."
Jelaslah, barangsiapa yang mengaku-ngaku mencintai dan mengikuti jejak
Ahlul Bait namun ternyata mereka berlepas diri dari orang-orang yang
dicintai Ahlul Bait, maka yang ada hanya kedustaan belaka. Lalu Ahlul
Bait mana yang mereka ikuti?! Sangat tepatlah ucapan seorang penyair:
كُلٌّ يَدَّعِي وَصْلاً بِلَيْلَى
وَلَيْلَى لاَ تُقِرُّ لَهُمْ بِذَاكَ
وَلَيْلَى لاَ تُقِرُّ لَهُمْ بِذَاكَ
Setiap lelaki mengaku kekasih Laila
Namun Laila tidak pernah mengakuinya
Namun Laila tidak pernah mengakuinya
Terbunuhnya Al-Husain radhiyallahu 'anhu Tidaklah Lepas dari Penipuan Syi'ah Rafidhah
Ternyata Syi'ah Rafidhah menyimpan kebencian terhadap Ahlul Bait.
Kebencian itu tidak hanya berupa ucapan atau tulisan belaka. Bahkan
mereka telah membuktikannya dengan perbuatan, yaitu dengan ikut andilnya
mereka dalam peristiwa terbunuhnya Al-Husain radhiyallahu 'anhu.
Terlalu panjang untuk mengungkapkan peristiwa menyedihkan itu, namun
cukuplah tulisan para ulama mereka sebagai bukti atas kejahatan mereka.
Di dalam kitab Al-Irsyad hal.241 karya Al-Mufid diriwayatkan bahwa
Al-Husain pernah mengatakan: "Ya Allah jika engkau memanjangkan hidup
mereka (Syi'ah Rafidhah) maka porak-porandakanlah barisan mereka,
jadikanlah mereka terpecah-belah dan janganlah selama-lamanya engkau
ridhai pemimpin-pemimpin mereka. Sesungguhnya mereka mengajak orang
untuk membela kami, namun ternyata mereka memusuhi dan membunuh kami."
Di dalam kitab Al-Ihtijaj 2/29 karya Abu Manshur Ath-Thibrisi
diriwayatkan bahwa Ali bin Husain yang dikenal dengan Zainal Abidin
pernah berkata tentang kaum Syi'ah Rafidhah di negeri Irak:
"Sesungguhnya mereka menangisi kematian kami padahal siapakah yang
membunuh kami, kalau bukan mereka?!"
Masihkah ada keraguan, apakah Syi'ah Rafidhah benar-benar mencintai
Ahlul Bait atau hanya sekedar kedok belaka?! Coba silahkan baca dan
pahami sekali lagi! Mudah-mudahan Allah 'azza wa jalla memberikan taufiq kepada kita semua.
Hadits-hadits Palsu dan Lemah yang Tersebar di Kalangan Umat
Hadits Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhu:
مَثَلُ أَهْلِ بَيْتِي مَثَلُ سَفِيْنَةِ نُوْحٍ مَنْ رَكِبَهَا نَجَا وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرَقَ
"Perumpamaan
Ahlul Bait-ku seperti kapal Nabi Nuh, barangsiapa yang menaikinya pasti
dia selamat dan barangsiapa yang enggan untuk menaikinya, maka dia akan
tenggelam (binasa)."
Keterangan:
Hadits ini dha'if (lemah) walaupun diriwayatkan dari beberapa sanad
(jalan). Beberapa ulama pakar hadits seperti Al-Imam Yahya bin Ma'in,
Al-Bukhari, An-Nasaa`i, Ad-Daruquthni, Adz-Dzahabi dan beberapa ulama
yang lainnya telah mengkritik beberapa rawi (periwayat) hadits tersebut.
(Lihat Silsilah Adh-Dha'ifah no.4503 karya Asy-Syaikh Al-Albani)
Sumber: Buletin Islam AL ILMU edisi 30/I/II/1425, Yayasan As-Salafy Jember.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar