“Semua orang bisa menjadi orang hebat karena semua orang bisa melayani.
Anda tidak memerlukan ijazah perguruan tinggi untuk dapat melayani. Anda tidak
perlu menimbang-nimbang dan memutuskan untuk melayani. Yang Anda butuhkan hanya
hati yang penuh belas kasihan. Jiwa yang digerakkan oleh kasih.” - Martin
Luther King -
Beberapa hari lalu saya datang ke sebuah Bank swasta di Jakarta untuk
sebuah transaksi. Ketika selesai melakukan transaksi, teller dengan senyumnya
yang ramah meminta saya memilih salah satu kertas kecil yang sudah disiapkan di
meja teller dan memasukannya ke dalam kotak. Ada dua pilihan dengan dua warna
kertas yang berbeda yang merupakan penilaian kita terhadap kinerja pelayanan si
teller tersebut. Rupanya Bank yang memiliki jutaan nasabah pemegang ATM ini
secara sadar berorientasi untuk mencetak karyawan yang memiliki orientasi pada “customer
focus” dalam kinerjanya.
Pada hari lain saya memasuki banking hall sebuah bank swasta lainnya. Mulai
dengan memasuki ruangan, saya menjumpai personil dengan sikap yang seragam,
dari satpam yang mulai membukakan pintu, petugas customer service, teller
sampai ke manager cabangnya. Rupanya Bank ini secara sadar juga berorientasi
mencetak karyawan untuk menginternalisasikan dan saling menularkan nilai-nilai
pelayanan dan integritas yang diekspresikan dalam tindakan nyata.
Derap persaingan dalam era kehidupan yang semakin komplek, apalagi dalam
dunia bisnis yang sangat kompetitif, semakin menuntut adanya peningkatan
kualitas dalam pelayanan, kalau ingin bertahan dalam persaingan. Organisasi dan
perusahaan tidak mengizinkan lagi seorang karyawan sebagai bagian dari
perusahaan untuk tidak memberikan pelayanan dengan baik. Setiap karyawan
merupakan bagian dari keunggulan organisasi perusahaan, sehingga harus
berorientasi pada “customer focus” untuk memberikan kepuasaan
pelanggan.
Marilah kita perhatikan pada setiap perusahaan-perusahaan besar, apa kunci
prestasi mereka sehingga perusahaan mereka bisa bertahan di tengah maraknya
persaingan ?
Apa kunci keberhasilan mereka untuk dapat terus bertumbuh menjadi besar ?.
Pasti Anda akan menemukan salah satu kunci terpenting dalam kesuksesannya
adalah kesediaan untuk melayani pelanggannya. Maka banyak perusahaan mengangkat
tema “kepuasan pelanggan” menjadi bagian penting dalam beberapa
tahun terakhir ini. Perusahaan yang senantiasa mau mendengarkan dan berusaha
untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen niscaya akan lebih
mudah dalam meraih dan mempertahankan kesuksesannya.
Paradigma melayani sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, karena sudah
sejak dulu para guru spiritual selalu mengajarkan akan hal ini. Yang menjadi
pertanyaan sekarang adalah bagaimana agar kita juga bisa memiliki hati yang mau
melayani?
Mungkin beberapa langkah berikut ini perlu dipertimbangkan
1. Memandang pekerjaan adalah ibadah
Dalam hidup ini kita harus mempertanggungjawabkan kehidupan kita kepada
Allah Sang Pemilik Kehidupan dan kepada orang lain. Dengan demikian, hendaknya
setiap apa yang kita kerjakan dalam kehidupan hanyalah berorientasi pada
pengabdian kita kepada Allah dan pelayanan kepada orang lain. Dengan memiliki
kesadaran ini, maka pekerjaan adalah bagian dari ibadah yang harus
dipertanggungjawabkan kepada Allah dan kepada orang lain.
Memiliki kesadaran memandang pekerjaan sebagai bagian dari ibadah dapat
memberikan keikhlasan hati untuk senantiasa melayani orang lain dengan baik.
Apakah itu pelanggan kita, apakah itu teman-teman kita, apakah itu bos dan
pemimpin kita. Dengan demikian orang lain akan memberikan apresiasi terhadap
apa yang kita lakukan. Kalau hal ini dijadikan sebagai kedisiplinan, inilah
modal bagi kesuksesan kita.
2. Kehidupan adalah kesempatan membantu orang lain.
Motivator kelas dunia, Zig Ziglar pernah berkata, “Anda bisa memperoleh apa
pun dalam kehidupan ini sepanjang Anda juga mau menolong orang lain memperoleh
apa yang mereka inginkan.” Inilah sebuah prinsip bahwa memperoleh apa yang kita
inginkan dapat dimulai dengan membantu orang lain memperoleh keinginannya.
Hidup ini adalah sebuah anugerah dari Allah Tuhan Yang Maha Kaya. Sebagai rasa
syukur terhadap kehidupan, kita harus menggunakannya untuk membantu orang lain,
bukan hanya untuk diri kita sendiri. Hal ini secara tegas disebutkan oleh Allah
bahwa kehadiran manusia ini mengemban amanah sebagai wakil Allah dimuka bumi
ini. Manusia memiliki kewenangan sebagai “khalifah” penguasa kehidupan di muka
bumi.
Dengan demikian setiap orang mengemban amanah untuk mensejahterakan
kehidupan orang lain dan alam semesta ini. Bukan menghancurkan orang lain dan
alam semesta untuk kepentingannya sendiri.
Gunakan kehidupan yang kita miliki sebagai kesempatan berharga untuk
membantu banyak orang lain. Semakin banyak waktu kehidupan yang diberikan,
semakin banyak manfaat yang kita bagikan untuk orang lain. Dengan demikian,
hidup Anda akan jauh lebih bermakna.
3. Siapa Menabur Dialah Yang Akan Menuai
Pepatah bijak mengatakan siapa yang menabur dialah yang akan menuainya.
Saya sangat sepaham dengan pepatah bijak ini, bahwa apa yang kita tabur akan
kita tuai. Kalau kita menaburkan benih-benih kebaikan, maka kita akan memamen
hasil kebaikan. Kalau kita menebarkan pelayanan, maka kita akan menuai
kemudahan-kemudahan dalam kehidupan. Begitupun sebaliknya.
Sayangnya, banyak orang sering kurang menyadari, kalau rejeki yang kita
peroleh sesungguhnya melalui orang lain. Demikian juga apa yang kita peroleh
sebaiknya sebagian dibagikan bagi orang lain. Kalau kita sebagai karyawan, maka
sesungguhnya gaji yang kita peroleh itu berasal dari pelanggan, bukan dari sang
pemilik pemilik atau pemimpin perusahaan.
Demikian juga kalau kita seroang pengusaha, sesungguhnya keuntungan yang
kita peroleh asalnya dari sang pelanggan. Maka penting memiliki kesadaran untuk
memperhatikan suara dan keluhan pelanggan. Dengan memperlakukan mereka secara
baik dan memuasakan, maka perusahaan akan menuai keuntungannya yang akhirnya
dapat menghidupi pengushaa dan karyawannya.
Ingatlah bahwa kehidupan ibarat ladang pertanian yang subur. Setiap benih
yang kita sebarkan akan tumbuh dan memberikan hasil. Kalau benih kebaikan yang
kita taburkan, maka akan memberikan hasil kebaikan. Demikian sebaliknya. Maka
kalau inngin meraih kesuksesan, tanamkan benih-benih pelayanan kepada orang
lain, sehingga kita kan menuai kemudahan-kemudahan dalam kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar