Sabtu, 21 April 2012

Satu Diri Yang Terpisah

Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan sekaligus persamaan. Dalam diri laki-laki ada kadar sifat-sifat perempuan.
Sebaliknya pada diri perempuan ada kadar sifat-sifat lelaki. Sifat-sifat lawan jenisnya itu akan muncul lebih besar seiring dengan kadar hormon yang bekerja pada dirinya. Jika ada lelaki disuntik hormon perempuan, maka ia akan bertingkah ke arah perempuan. Sebaliknya, jika seorang perempuan disuntik hormon lelaki, ia pun bakal bertingkah seperti lelaki. Kenapa bisa demikian?

Jawabnya adalah: karena laki-laki dan perempuan itu sebenarnya berasal dari diri yang satu. Cikal bakal yang sama. Yaitu Stem Sel. Inilah sebuah body yang terbentuk sesaat setelah sel telur dibuahi oleh sperma.

Hanya dalam waktu beberapa jam, kedua sel dari bapak dan ibu itu bergabung dan melebur menjadi sel tunggal. Separo sifat-sifat bapak melebur dengan separo dari sifat-sifat ibu. Dan kemudian berkembang menjadi bayi berkelamin berbeda, dalam pengaruh hormon sebagaimana telah kita bahas di bagian sebelum ini. Lebih detil akan kita bahas dalam diskusi lain tentang proses penciptaan manusia di dalam rahim.

Berikut ini adalah salah satu ayat yang bercerita bahwa laki-laki dan perempuan itu sebenarnya berasal dari satu diri, yang berkembang biak.

QS. An Nisaa' (4): 1
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan pasangannya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta (tolong) satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

Karena berasal dari diri yang satu, maka struktur dasar antara manusia laki-laki dan manusia perempuan sebenarnya adalah sama. Mereka sama-sama memiliki otak. Namun otak ini menjadi agak berbeda setelah berkembang dalam pengaruh hormon yang berbeda.

Mereka juga sama-sama memiliki sistem seks, akan tetapi lantas membentuk tampilan yang tidak sama karena pengaruh hormon yang berbeda. Payudara laki-laki tidak berkembang, sedangkan pada wanita berkembang, nnisalnya. Pada perempuan terbentuk vagina, rahim dan indung telur, sementara pada lelaki terbentuk penis dan testis. Postur lelaki lebih kekar, berotot, dan pinggulnya relatif kecil, sedangkan pada wanita sebaliknya. Dan seterusnya, dengan segala kekhasan masing-masing. Akan tetapi, sebenarnyalah mereka adalah ‘makhluk sama, yang berbeda’.

Dari satu dipecah jadi kutub yang berbeda. Karena itu, akan menjadi sempurna kembali jika kedua perbedaan itu disatukan untuk saling melengkapi kekurangan masing-masing.

Namun meskipun berasal dari diri yang satu, wanita dan lelaki memiliki fungsi dengan kutub yang berbeda. Bagaikan kutub utara dan kutub selatan, memiliki arah yang berlawanan.

Ya, ibarat kutub-kutub di planet Bumi, sama-sama dibutuhkan untuk membentuk fungsi Bumi yang utuh. Jika salah satu kutub bumi itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka Bumi akan mengalami masalah.

Jika wanita tidak berfungsi sebagai wanita, dan lelaki tidak berfungsi sebagai lelaki, maka keduanya akan memperoleh masalah. Hilang keseimbangan. Karena sebenarnya keduanya adalah satu diri, dengan kutub yang berbeda.

Karena itu dalam konsep Jawa, suami istri disebut sebagai Garwa - siGarane nyaWa - alias belahan jiwa. Ini menunjukkan kepada konsep saling melengkapi untuk menjadi satu diri kembali. Di dalam Al-Qur’an pun ditegaskan dengan istilah ‘berpasang-pasangan’ .

QS. An Najm (53): 45
Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan,

Karena berpasangan, maka jika masing-masing hidup menyendiri, atau bersama tetapi meninggalkan prinsip berpasangan, keduanya pun bakal memperoleh masalah juga.

Jadi, setiap kita harus mengacu kepada konsep dasar penciptaan itu. Karena, itulah memang fitrah laki-laki dan perempuan. Keduanya diciptakan berbeda bukan untuk saling menjatuhkan melainkan justru untuk saling mengimbangi. Saling melengkapi. Untuk itu, di bawah ini saya kutipkan lagi ayat berikut, dengan penekanan yang berbeda.

QS. An Nisaa' (4): 1
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan pasangannya; dan daripada keduanya Allah memperkembang- biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta (tolong) satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

Cobalah cermati kalimat yang saya tebalkan. Bahwa wanita dan lelaki itu diciptakan untuk saling tolong menolong, satu sama lain. Dan tolong-menolong itu dilakukan bukan karena apa-apa, melainkan karena Allah semata.

Tolong menolong dalam hal apa? Dalam semua hal yang berkait dengan kesempurnaan dan kebahagiaan hidup kita. Dalam ‘membuat’ anak. Dalam mendidik dan membesarkannya. Dalam mengelola rumah tangga. Dalam bekerja mencari rezeki. Dalam belajar ilmu pengetahuan. Dalam berkehidupan sosial. Dan lain sebagainya.

Dan, kemudian adalah sangat menarik, Allah menutup ayat itu dengan penegasan: peliharalah hubungan silaturahim - hubungan yang penuh kasih sayang. Sebagai perekat untuk mengabadikan aktivitas saling tolong menolong itu. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu sekalian...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar