Adzan merupakan panggilan atau seruan yang biasa didengar oleh
setiap muslim yang ingin melakukan Shalat, Adzan merupakan salah satu
syiar agama Islam yang paling agung, yang berfungsi memberitahukan
datangnya waktu shalat wajib.
Rasulullah saw telah menjelaskan
keutamaan kehebatan adzan ” Para Muadzin adalah orang-orang yang terpanjang lehernya pada Hari Kiamat ” (HR Muslim no 387, diriwayatkan dari Muawiyah ra)
Ketahuilah bahwa pada setiap waktu, ribuan bilal di merata dunia akan
melantunkan adzan, dimulai dengan Indonesia yang terletak dibagian
timur. Saat tiba waktu Subuh, Adzan mulai berkumandang dari kawasan ini
dengan ribuan Bilal yang akan melantunkan Keagungan Allah Swt dan Nabi
Muhammad saw serta mengajak manusia untuk meraih kemenangan dengan
shalat.
Proses ini akan bergerak kearah Barat kepulauan Indonesia . Perbedaan
masa antara timur dan barat Indonesia adalah 1-1/2 jam. Belum pun
lantunan Adzan di merata Indonesia selesai, maka akan mulai pula di
Malaysia. Berikutnya di Burma dan dalam masa satu jam selepas Adzan
dilantunkan di Jakarta, tiba giliran Dakka di Bangladesh. Berikutnya
lantunan akan kedengaran di Calcutta dan terus ke Srinagar di Barat
India.
Perbedaan waktu dikota-kota Pakistan adalah 40 menit jadi dalam
jangka masa ini, Adzan akan berkumandang diseluruh Pakistan…Belum
berakhir di Pakistan, Adzan akan bermula pula di Afghanistan dan Muscat.
Perbedaan waktu antara Muscat dan Baghdad adalah satu jam. Dalam jangka
masa ini, Adzan akan berterusan dilantunkan di Uni Emirat Arab, Makkah,
Madinah, Yaman, Kuwait dan Irak .
Proses ini terus berlangsung setiap detik sehingga ke pantai timur
Atlantik. Jarak antara Adzan mulai dilantunkan di Indonesia sehingga ke
pantai timur Atlantik adalah 9-1/2 jam. Belumpun Azdan Subuh
berkumandang di pantai Timur Atlantik, Adzan Zuhur kini sudah mulai
dilantunkan di Indonesia. Ini berlangsung terus menerus bagi setiap
waktu sholat, tidak putus-putus.
Adab ketika mendengar Adzan
a. Menjawab Adzan
Dianjurkan kepada setiap orang yang mendengar adzan, untuk mengikuti
apa yang dikatakan muadzin, Rasulullah saw bersabda “Jika kalian
mendengarkan adzan, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh
muadzin” (HR Bukhari no 611, diriwayatkan dari Abu Said ra), terkecuali
saat muadzin mengucapkan Hayya ‘ala as-Shalah dan Hayya ‘alal-falah,
maka jawabannya ialah dengan mengucapkan La haula wala quwwata illa
billah. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw saat mendengar muadzin
mengumandangkan adzan dia mengucapkan seperti apa yang diucapkannya,
sehingga ketika muadzin mengucapkan Hayya ‘ala as-Shalah dan Hayya
‘alal-falah dia membaca La haula wala quwatta illa billah (HR Bukhari no
613, diriwayatkan dari Muawiyah ra).
Adapun jawaban untuk Ash-shalatu khairun minan-naum pada saat adzan
subuh, maka jawabannya adalah seperti itu juga, karena Rasul bersabda
“Jika kalian mendengarkan muadzin mengucapkan ‘Ash-shalatu khairun
minan-naum’, maka ucapkanlah seperti apa yang dia ucapkan” (Musnad Imam
Ahmad, 3/348)
b. Mengucapkan “wa ana” saat muadzin mengumandangkan syahadatain
Diriwayatkan bahwa Rasul saw jika mendengar muadzin mengucapkan
Asyhadu alla ilaha illallah dan Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah dia
mengucapkan “wa ana, wa ana” (Sunan Abu Dawud, Hakim dan lainnya dari
Aisyah ra), yang artinya ” saya juga”
c. Membaca Shalawat untuk Nab Muhammad saw
Rasulullah saw bersabda ” Jika kalian mendengar muadzin
mengumandangkan adzan, maka ucapkanlah seperti apa yang dia ucapkan
kemudian bacalah shalawat untukku” (HR Muslim no 384 dari Abdullah bin
Amr ra).
d. Berdoa setelah adzan
Membaca doa setelah adzan, serperti yang disebutkan dalam hadits,
“Barang siapa yang setelah adzan membaca: (‘Allahumma rabba
hadzihid-da’watit-tammah, was-shalatil-qa-imah, ‘ati
Muhammadanil-wasilata wal-fadhilah, wab’atshu maqamam-mahmudanil ladzi
wa’adtah: Ya Allah, pemilik seruan yang sempurna ini dan shalat yang
wajib didirikan, berilah Nabi Muhammad al-washilah (derajat di surga)
dan keutamaan, dan bangkitkan dia sehingga bisa menempati tempat yang
terpuji yang telah Engkau janjikan’), maka dia berhak untuk mendapatkan
syafaatku pada Hari Kiamat” (HR Bukhari no 614, dari Saad bin Abi Waqash
ra).
Setelah itu membaca doa yang disebutkan dalam hadits ”Barang siapa
yang ketika mendengarkan adzan dia membaca: ‘Wa ‘ana asyhadu alla ilaha
illallah wahdahu la syarikalah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu
warasuluhu, radhitu billahi rabba, wabi Muhammadin rasula, wa bil-Islami
dina : Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah yang maha Tunggal
yang tidak mempunyai sekutu, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad saw
hamba dan utusanNya, aku rela Allah swt sebagai Tuhanku, Nabi Muhammad
sebagai rasulku dan Islam sebagai agamaku’, maka dosanya diampuni” (HR
Muslim no 386, dari Saad bin Abi Waqash ra).
e.Berdoa diantara Adzan dan Iqamah
Rasulullah saw bersabda ”Doa diantara adzan dan iqamah tidak akan
ditolak” (Musnad Imam Ahmad, Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi). Hendaklah
setiap muslim selalu memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang berharga
saat doa tidak akan ditolak.
f. Tidak meninggalkan masjid setelah adzan
Hendaklah orang-orang yang berada di dalam masjid tidak meninggalkan
masjid setelah adzan dikumandangkan, kecuali untuk urusan yang penting
sekali. Diriwayatkan Abu Hurairah saat melihat seseorang meninggalkan
masjid setelah adzan berkumandang, dia berkata “orang ini telah
bermaksiat kepada Nabi Muhammad saw” (HR Muslim no 655, dari Abu
Hurairah ra).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar