Kamis, 03 Mei 2012

Lebih Sehat Dengan Shadaqah

“Sesungguhnya ruhanimu memiliki hak atas dirimu. Agar senantiasa kita rawat dengan baik. Jangan dibiarkan lemah.
Mengajak kepada yang baik, mencegah dari yang mungkar adalah shadaqah. Menyingkirkan sesuatu yang dapat menyakiti orang dari jalan, memperdengarkan orang yang tuli, sehingga ia terhindar dari bahaya, menuntun orang buta, memberi petunjuk kepada orang minta petunjuk mengenai keperluannya (adalah shadaqah).”

Pada penutub hadits Rasulullah bersabda, “Dan senyummu bila berhadapan dengan saudaramupun adalah shadaqah.!”

Dari dialog tersebut terlihat bahwa nilai dari satu pemberian tidaklah semata-mata ditentukan oleh besar kecilnya materi yang diberikan. Ada nilai lain yang lebih menentukan, yaitu nilai immaterial, nilai maknawi.

Allah swt berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) shadaqahdengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepaa manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir itu. ” (QS. Al-Baqarah: 264)

Tidak selamanya shadaqah itu harus berupa uang, materi, senyuman dari muka yang jernih terhadap sesama manusia adalah bentuk pemberian yang tidak memerlukan harta.

Semua bentuk kebajikan terhadap sesama manusia dalam bentuk apapun yang dilakukan adalah shadaqah, karena bertolak dari sumber yang satu, yaitu kemanusiaan yang tulus.

Rasa kemanusiaan inilah yang menggerakkan seseorang untuk menyingkirkan duri dari jalan, menuntun orang buta, mendukung orang yang lemah, memberi senyum harapan kepada orang yang patah hati. Atau melompat ke dalam air bah untuk menolong orang, walau taruhannya adalah nyawanya sendiri. Rasa kemanusiaan ini ibarat lembar-lembar sutra yang saling menjalin individu-individu dalam ikatan ukhuwah(persaudaraan yang sesungguhnya).

Itulah fungsi shadaqah dalam kehidupan sosial. Bisa rasa solidaritas dibeli dengan harta yang banyak, buat sementara waktu. Akan tetapi apabila uang habis, kekayaan ludes, rasa solidaritas lenyap!

“Walaupun kamu membelanajakan semua (kekayaan) yang ada di bumi, niscaya tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah yang mempersatukan mereka.” (QS. Al-Anfal: 63)

Definisi shadaqah yang diberikan oleh Rasulullah dalam dialog di atas, menegaskan bahwa nilai-nilai yang menentukan dalam kehidupan ini bukanlah semata-mata nilai material. Akan tetapi juga nilai ideal. Nilai-nilai kemanusiaan seperti rasa keadilan, persaudaraan dan silidaritas, kejujuran, martabat kemanusiaan (HAM).

Nilai-nilai kemanausiaan tersebut tidak kita temukan dalam kamus teknologi dan ekonomi modern. Ia berada di lingkungan lain, di lingkungan pandangan dan falsafah hidup; di bidang moral dan ideologi.

Selain dapat berdampak ekonomi dan sosial, shadaqah juga bisa berdampak fisik Salah satu faedah lain dari ber-shadaqah disebutkan oleh Rasulullah Muhammad.

“Obatilah orang yang sakit diantara kalian dengan shadaqah.” (HR. Baihagi).
Dalam sebuah riwayat lain disebutkan, “Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak dan tetangganya bisa dihapus dengan puasa, shalat, shadaqah dan amar makruf nahi-munkar.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tentusaja, keyakinan bershadaqah dikarenakan Allah subhanahuwata’alah –lah yang menyembuhkan semua penyakit, bukan uang atau bantuan pemberiannya.
Al-Quran juga menyinggung soal hubungan shadaqah dengan setiap kesulitan yang sedang dihadapi manusia.

“Adapun orang yang memberikan (hartanya dijalan ALLAH) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (QS: Al Lail (92) : 5 – 7 )

Semoga semua kandungan al-Quran memberikan pelajaran dan ilmu berharga bagi kita. Bagi yang sedang ditimpa musibah dan penyakit, teruslah berikhtiar untuk mencari kesembuhan dan tak ada salahnya bershadaqah dan tanamkanlah niat shadaqah tersebut di dalam hati kita agar Allah subhanahu wata’alamenyembuhkan penyakit yang sedang menimpa kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar