Sabtu, 31 Desember 2011

Berhala Itu Bernama Cinta

Berhala adalah sesuatu yang di jaman Nabi dahulu dipuja-puja. Baik itu berupa benda, seperti patung-patung, bebatuan, binatang, atau juga manusia yang diyakini dapat memberikan pertolongan dan keberkahan selain ALLAH. Walaupun masa itu sudah jauh terlewat, tetapi penyembahan manusia kepada selain ALLAH rupanya masih terus ada dalam bentuk yang berbeda. berhala modern hari ini bukan lagi sekedar menyembah patung-patung, tetapi pemuja-pemuja hawa nafsu, atas nama cinta justru jauh lebih dahsyat kesesatannya.

Cinta, sebuah kata yang paling banyak diceritakan dan dibicarakan orang. Atas nama cinta segalanya menguntungkan. Buku-buku yang bertemakan cinta laris di pasaran. Film yang berjudul cinta selalu diserbu penonton, bahkan sampai pernak-pernik asesoris yang bergambar simbol cinta pun selalu diminati pembeli, khususnya rekan-rekan muda. Pokoknya jika sesuatu dikaitkan dengan cinta apa pun bentuknya akan selalu menjadi perhatian. tentu saja karena kata inilah yang membuat terasa indah kehidupan.
Jika kalimat cinta keluar dari lisan sang pujaan hati, maka hati sang kekasih langsung terasa terbang ke angkasa. Seakan hidup merasa milik berdua yang lain ngontrak. Sungguh kalimat ini menggugah rasa, melambungkan angan sampai tak sadarkan diri. Cinta telah menyedot perhatian semua kalangan, tak terkecuali para remaja, masa di mana suasana hati sangat mudah tergoda.
Hiruk pikuk manusia dalam saling cinta-mencintai telah menghiasi bumi ini dari awal pertama kali diciptakan. Cinta telah menjadikan kehidupan ini penuh warna. Dari cinta murni, sampai cinta monyet. Bahkan pelaku orang yang sudah mabuk cinta semakin menggila, sudah di luar batas-batas norma kemanusiaan, apalagi agama. Kenapa, karena kebanyakan manusia sudah tidak lagi mengindahkan etika. Cinta yang mereka miliki seakan telah menjadi berhala yang diagung-agungkan. Hidup dan mati mereka tercurahkan sepenuhnya kepada sang kekasih hati yang sangat dicintai. perhatian mereka kepada sang kekasih, melebihi perhatian mereka kepada ALLAH SWT. Mereka lebih mendahulukan ridho sang kekasih dengan mengikuti apa pun semua keinginannya dan mengabaikan ridho ALLAH SWT.
Lihatlah bahasa-bahasa syahwat yang penuh dengan syahwat dan kemusyrikan yang mereka lantunkan hanya untuk menyenangkan hati sang kekasih. Syair-syair romantisme penuh dusta para pemuja cinta seperti:
Wahai kekasih hatiku, kau lah segalanya bagiku
Hidupku tak akan berarti tanpa engkau di sampingku
Ku korbankan jiwa ragaku hanya untukmu
Jika kau jauh aku mengeluh, jika kau dekat aku terikat
Kaulah belahan jantungku, hari-hariku habis hanya untuk mengharapkanmu
Bila kau pergi dariku, lebih baik aku mati tanpa dirimu
Kaulah cintaku, kau lah pujaanku, tak ada yang lain di hatiku
Tak pernah lelah jiwaku membayangkanmu
Tak ada yang lain di hatiku, kecuali dirimu
Kau tercipta hanya untukku

Lihatlah, bukankah kalimat-kalimat itu hanya pantas diungkapkan untuk kekasih yang sejati, yaitu ALLAH SWT. Dialah sang Maha Pencipta, yang paling panas untuk di cinta, dan yang tak pernah tidak membalas orang yang mencintaiNya. Jika benar syair-syair itu adalah ungkapan kata hati, dan jika benar hatinya tidak ada yang lain selain kekasihnya. Pertanyaannya adalah, di mana ALLAH dalam hatinya? Kapan dirinya mengingat ALLAH dalam hidupnya? Tidakkah ini termasuk kesyirikan.
Itulah bait-bait syair para pemuja cinta yang hatinya telah ternoda karena buaian asmara yang membara. Jika kalimat-kalimat itu keluar dari hati sang pecinta betul apa yang diungkapkan oleh Ibnu Taimiyah bahwa mabuk asmara dapat membuat penderitanya kurang akal dan ilmu, rusak agama dan akhlaknya, lalai akan seluruh kebaikan agama dan dunia, dan akibat buruknya bisa menjadi berlipat ganda. Bahkan jatuh cinta karena rupa yang diharamkan dapat menjerumuskan kepada kemusyrikan, semakin dekat seseorang kepada kemusyrikan, semakin jauh seseorang dari keikhlasan. Semakin jauh seseorang dari keikhlasan maka semakin hebat pula cintanya rupa karena wajah.
Jika hati hanya menghamba dan mengabdi kepada orang yang dikasihinya, bukanlah ini termasuk perbuatan menyekutukan ALLAH. Karena dalam hatinya ada dua cinta, bahkan cinta kepada ALLAH mungkin sama sekali telah hilang dari dirinya, tertutup kabut asmara yang lebih kuat mempengaruhinya. Bukankah seharusnya di dalam hati kita tidak boleh ada sedikit pun keyakinan tentang selain ALLAH. Dan bukankah kita tidak boleh memiliki sesuatu yang seakan menjadi tandingan-tandingan ALLAH.

ALLAH berfirman :
”Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain ALLAH; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai ALLAH. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada ALLAH. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan ALLAH semuanya, dan bahwa ALLAH amat berat siksaan-Nya.” (QS Al-Baqarah : 165)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar