Tentang Tercelanya Syahwat
ALLAH SWT banyak memperingatkan agar kita tidak
tenggelan dan larut dalam syahwat. Mengikuti keinginan syahwat hanya akan
menyisakan kerugian yang nyata di dunia dan di akhirat. Sebagaimana firman
ALLAH:
‘Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyikan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya. Maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS Maryam: 59)
Dalam tafsir Al-Muntakhab hal 45, dijelaskan bahwa
kalimat ‘fasaufa yalqauna ghoyyan’ maksudnya adalah bahwa mereka yang
memperturutkan nafsunya kelak akan mendapatkan balasan atas kesesatan dan
kemaksiatan mereka itu baik di dunia maupun di akhirat. Ketahuilah sahabat,
nafsu itu selalu mengajak kita kepada kejahatan:
“…dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan)
karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu
yang diberi rahmat oleh Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS Yusuf : 53)
Bahkan bila nafsu kita turuti ia akan menyesatkan kita
dari jalan menuju ALLAH:
“…janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan
menyesatkan kau dari jalan ALLAH. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari
jalan ALLAH akan mendapat adzab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan.” (QS Shadd : 26)
Orang yang memperturutkan hawa nafsunya lebih
berpeluang besar untuk tersesat dan menjauhkan diri mereka dari kebenaran,
karena merelakan dirinya mengikuti kebathilan. ALLAH berfirman:
“Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu)
ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka
(belaka). dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa
nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari ALLAH sedikitpun. Sesungguhnya
ALLAH tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS Al-Qashas :
50)
Jika hawa nafsu telah mendiami dan melembaga di hati
manusia, akan menyebabkannya terjauh dari petunjuk ALLAH. Pandangannya buta
dari kebenaran.
“Terangkanlah
kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Rabbnya. Maka
apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa
kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain hanyalah
seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang
ternak itu)” (QS Al-Furqon : 43-44)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar