Sabtu, 31 Desember 2011

Cinta Nafsu Syahwat

Tentang Tercelanya Syahwat

ALLAH SWT banyak memperingatkan agar kita tidak tenggelan dan larut dalam syahwat. Mengikuti keinginan syahwat hanya akan menyisakan kerugian yang nyata di dunia dan di akhirat. Sebagaimana firman ALLAH:

‘Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyikan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya. Maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS Maryam: 59)


Dalam tafsir Al-Muntakhab hal 45, dijelaskan bahwa kalimat ‘fasaufa yalqauna ghoyyan’ maksudnya adalah bahwa mereka yang memperturutkan nafsunya kelak akan mendapatkan balasan atas kesesatan dan kemaksiatan mereka itu baik di dunia maupun di akhirat. Ketahuilah sahabat, nafsu itu selalu mengajak kita kepada kejahatan:

“…dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Yusuf : 53)

Bahkan bila nafsu kita turuti ia akan menyesatkan kita dari jalan menuju ALLAH:
“…janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kau dari jalan ALLAH. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan ALLAH akan mendapat adzab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS Shadd : 26)

Orang yang memperturutkan hawa nafsunya lebih berpeluang besar untuk tersesat dan menjauhkan diri mereka dari kebenaran, karena merelakan dirinya mengikuti kebathilan. ALLAH berfirman:

“Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari ALLAH sedikitpun. Sesungguhnya ALLAH tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS Al-Qashas : 50)

Jika hawa nafsu telah mendiami dan melembaga di hati manusia, akan menyebabkannya terjauh dari petunjuk ALLAH. Pandangannya buta dari kebenaran.

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Rabbnya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)” (QS Al-Furqon : 43-44)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar