Sabtu, 31 Desember 2011

Hidup Adalah Kumpulan Berbagai Pilihan

“Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.”
(QS Al-Kahfi [18] : 103-104)


Sahabat, manusia adalah makhluk yang merdeka untuk menentukan pilihannya. Kemampuan memilih sesuatu secara sadar merupakan ciri khas yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya. Hidup adalah hasil kumpulan berbagai pilihan. Suka atau tidak suka, setiap kita harus memilih sebuah keputusan. Kita tidak bisa menghindar dari pilihan-pilihan yang setiap saat terhampar di hadapan kita, sehingga warna kehidupan yang kita alami sangat ditentukan dari cara kita memilih dan memainkan peran sesuai dengan skenario yang kita inginkan. Dengan pemikiran seperti ini, tampaklah bahwa segala sesuatu yang menimpa diri kita merupakan konsekuensi dari pilihan yang kita perbuat.

Allah telah menciptakan dan menghidupkan kita di dunia lengkap dengan berbagai fasilitas yang ada di dalamnya. Manusia yang berakal sehat tidak akan memilih sesuatu yang dapat menyengsarakan dirinya, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagai hamba Allah yang beriman, pilihan bagi kita adalah apa yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan dan sesuai kebenaran apa yang Allah inginkan, bukan apa yang kita harapkan.

Termasuk di dalamnya ketika kita harus memilih dua kepentingan, yaitu dunia atau akhirat. Tentu saja kita akan memilih akhirat, karena yakin dengan sifat kekekalannya dan akan meninggalkan dunia, karena yakin dengan sifat kesementaraannya. Kita sadar betul, apalah artinya memilih dunia kalau kemudian akan meninggalkannya.

Sahabat, bahwa hidup yang kita jalani hari ini bukanlah faktor kebetulan tetapi sebuah kesengajaan yang harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Hidup bukanlah sekedar mencari karir, pangkat, dan jabatan, melainkan rasa tanggung jawab terhadap masa depan. Hidup adalah perjalanan kesadaran untuk memanfaatkan potensi diri, menggapai kebenaran hakiki dalam menuju keridhaan Ilahi.

Begitulah seharusnya seorang muslim berpikir. Dengan kesadaran seperti ini, kita akan terbebas dari ketamakan terhadap dunia, kerakusan, kekikiran dan kesombongan. Akan terhias dalam pribadi kita kemuliaanm kemurahan dan kewaspadaan. Bahkan kita akan merasakan, bahwa kebahagiaan itu ternyata terletak dalam sikap qana’ah, yakni jiwa yang ridha dan cukup puas dengan yang sedikit. Kita tidak lagi menjadi budak hawa nafsu, dan pada akhirnya pilihan yang terbaik adalah selalu bersandar pada kekuasaan Allah yang telah memberikan kita jalan. Sebab hidup berdasarkan keyakinan yang penuh akan kekuasaan Allah dan selalu bersandar di teras kesadaran untuk mengakui segala kebenaran yang datang dari-Nya akan menghadirkan ketenangan (muthmainnah) qalbu.

Muthmainnah digambarkan oleh Ibnul-Qayyim Al- Jauziah dengan kalimat yang begitu indah, yaitu dengan ungkapan: “Bila diri telah berpindah dari keraguan kepada keyakinan, dari kebodohan kepada ilmu, dari kealpaan kepada dzikir, dari khianat kepada tobat, dari riya’ kepada ikhlas, dari dusta kepada kejujuran, dari kelemahan kepada semangat yang membaja, dari ‘ujub kepada ketundukan, dan dari kesesatan kepada ketawadhuan, ketika itulah jiwa (qalbu) kita berada dalam ketenangan (muthmainnah).

Sahabat, pada esensinya hidup ini adalah kesempatan sekaligus merupakan ujian. Kesempatan dalam arti apapun yang kita miliki dari mulai usia, harta benda, waktu muda, dan ilmu pengetahuan, semuanya akan kita pertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah SWT.

Ketahuilah, laporan pertanggungjawaban diri di hari perhitungan (yaumul-hisab) nanti dibuktikan secara valid, yaitu anggota badan yang kelak akan dapat berbicara sebagai saksi atas segala apapun yang kita perbuat. Marilah kita renungkan dengan dalam, bahwa Allah telah memenuhi dunia ini dengan aneka ragam kebutuhan makhluk-Nya. Ia menciptakan semuanya sesuai dengan kadar yang kita butuhkan.

Kemudian Allah mengizinkan kita sebagai hamba-Nya mengambil dari dunia sekedar kebutuhan untuk membantu kita meniti jalan menuju kepada-Nya. Allah mengingatkan kita juga agar jangan mengambil melebihi takaran kebutuhan kita, karena memang dunia itu bukanlah tujuan utama, tetapi hanyalah fasilitas untuk memudahkan kita menghadap kepada-Nya.

Ya Allah, Engkau Yang Maha Rahman, pilihkan kami sesuatu yang membuat Engkau memilih kami sebagai hamba yang bersyukur. Pilihkan jalan hidup kami yang membuat Engkau memilih kami sebagai hamba yang bersabar. Jadikanlah setiap langkah dari perjalanan hidup kami, langkah yang sesuai dengan langkah yang Engkau pilih. Rabb, jangan Engkau ragukan diri kami untuk memilih apa yang Engkau tetapkan. Hadirkan keteguhan dalam diri kami agar tetap istiqamah melakukan sesuatu yang menjadi pilihan-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar