Sabtu, 31 Desember 2011

Ketika Hari Berlalu Tanpa Arti

“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Rabb kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS [35] : 36-37) 


Sahabat, telah panjang perjalanan yang kita lalui. Tak terhitung berapa tempat telah kita singgahi. Tak tergambar berapa jumlah hari-hari yang telah terlewati. Dan tak dapat kita ketahui berapa desah napas yang keluar dari mulut kita setiap hari. Sungguh, kalaulah bukan karena anugerah dan limpahan kasih sayang Allah, tak mungkin kita mampu melewati semua keindahan itu. Tetapi dari sekian banyak orang yang taat, tidak kalah banyaknya orang yang kufur. Dari sekian banyak orang yang taat, tidak kalah hebatnya orang-orang yang sesat.

Dan dari sekian banyak orang-orang yang merambah ke jalan taubat, masih terlihat juga orang-orang yang tetap dalam maksiat. Telah berlalu begitu banyak peristiwa yang kita saksikan. Seperti hancurnya setiap kepongahan, leburnya tirani kesombongan, bahkan peristiwa kematian yang mengharukan. Namun, semua kejadian itu tak jua membuat kita tergerak untuk merenungkannya, sepertinya itu hanya rangkaian tragedi hidup yang biasa. Seperti drama panggung yang dipertontonkan.

Renungkanlah nasihat Imam Hasan Basyri: “Wahai anak Adam, sesungguhnya kamu hanyalah merupakan kumpulan dari hari-hari, setiap kali hari berlalu pula bagian umurmu.”
Sahabat, para ahli bijak mengungkapkan, manakala manusia dibangkitkan dari kubur dan dipaparkan apa yang telah diperbuatnya untuk diberikan balasan, ahli surga akan dimasukkan ke dalam surga dan ahli neraka akan dimasukan ke dalam neraka. Saat itulah mereka yang dimasukan ke dalam neraka berharap kalau-kalau mereka dikembalikan lagi ke dunia untuk berbuat baik, tetapi semua itu hanyalah kesia-siaan.
Karena masa berbuat kebaikan telah habis dan saat pembalasan telah datang. Sejalan dengan ungkapan Allah lewat firman-Nya: “Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Rabb kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS Faathir [35] : 36-37)
Apa yang dapat kita ambil dari sumber yang maha benar ini. Sebuah peringatan dari Yang Maha Benar, yaitu penyesalan di penghujung hari, tetapi tak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki diri, dan kita tak lagi mungkin dapat kembali. Allah telah cukup memberikan kesempatan kepada setiap manusia yang memungkinkannya melaksanakan apa yang telah diwajibkan-Nya. Maka akibat dari kelalaian itu, hanya penyesalan yang kita dapatkan. Hanya kesengsaraan yang kita rasakan dan kesakitan yang selalu kita dapatkan.
Bertobatlah sebelum ajal datang menjelang. Sahabat dalam pertukaran malam dan siang, ada pelajaran yang seharusnya kita pikirkan. Ada kebaikan yang mestinya selalu bertambah dalam keseharian.
Dan ada kesadaran yang sejatinya semakin kita perlihatkan. Sebab setiap bergulirnya hari, tetapi bila tak ada perbaikan pada diri, berapa lamapun kita hidup semuanya tidak akan mempunyai arti. Para ulama menganggap, suatu pengingkaran terhadap nikmat dan pendurhakaan terhadap zaman, apabila hari berlalu tanpa dapat dimanfaatkan untuk meraih kebaikan.
Seorang penyair berkata: “Bila hari berlalu dihadapanku, sedang aku tidak dapat mengambil petunjuk dan ilmu darinya, maka ia bukanlah umurku.”
Semoga Allah menjadikan kebaikan pada hari-hari yang terlewati, menghadirkan kemudahan bagi jiwa untuk selalu mensucikan diri, mengampuni setiap kelalaian yang kerap menyelimuti hati. Abu Bakar Ash-Shiddiq ra selalu berdoa: “Ya Allah, janganlah Engkau membiarkan kami dalam kesengsaraan, dan janganlah engkau menyiksa kami karena kelalaian, serta janganlah Engkau menjadikan kami termasuk golongan orang-orang yang lalai.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar