“Dan orang-orang kafir
bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan
tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap
orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Rabb
kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih
berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak memanjangkan
umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan
(apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan maka rasakanlah (azab
Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS [35] : 36-37)
Sahabat, telah panjang perjalanan yang kita
lalui. Tak terhitung berapa tempat telah kita singgahi. Tak tergambar berapa
jumlah hari-hari yang telah terlewati. Dan tak dapat kita ketahui berapa desah
napas yang keluar dari mulut kita setiap hari. Sungguh, kalaulah bukan karena
anugerah dan limpahan kasih sayang Allah, tak mungkin kita mampu melewati semua
keindahan itu. Tetapi dari sekian banyak orang yang taat, tidak kalah banyaknya
orang yang kufur. Dari sekian banyak orang yang taat, tidak kalah hebatnya
orang-orang yang sesat.
Dan dari sekian banyak orang-orang yang merambah ke jalan taubat, masih terlihat juga orang-orang yang tetap dalam maksiat. Telah berlalu begitu banyak peristiwa yang kita saksikan. Seperti hancurnya setiap kepongahan, leburnya tirani kesombongan, bahkan peristiwa kematian yang mengharukan. Namun, semua kejadian itu tak jua membuat kita tergerak untuk merenungkannya, sepertinya itu hanya rangkaian tragedi hidup yang biasa. Seperti drama panggung yang dipertontonkan.
Dan dari sekian banyak orang-orang yang merambah ke jalan taubat, masih terlihat juga orang-orang yang tetap dalam maksiat. Telah berlalu begitu banyak peristiwa yang kita saksikan. Seperti hancurnya setiap kepongahan, leburnya tirani kesombongan, bahkan peristiwa kematian yang mengharukan. Namun, semua kejadian itu tak jua membuat kita tergerak untuk merenungkannya, sepertinya itu hanya rangkaian tragedi hidup yang biasa. Seperti drama panggung yang dipertontonkan.
Renungkanlah nasihat Imam Hasan Basyri: “Wahai
anak Adam, sesungguhnya kamu hanyalah merupakan kumpulan dari hari-hari, setiap
kali hari berlalu pula bagian umurmu.”
Sahabat, para ahli bijak mengungkapkan, manakala
manusia dibangkitkan dari kubur dan dipaparkan apa yang telah diperbuatnya
untuk diberikan balasan, ahli surga akan dimasukkan ke dalam surga dan ahli
neraka akan dimasukan ke dalam neraka. Saat itulah mereka yang dimasukan ke
dalam neraka berharap kalau-kalau mereka dikembalikan lagi ke dunia untuk
berbuat baik, tetapi semua itu hanyalah kesia-siaan.
Karena masa berbuat kebaikan telah habis dan
saat pembalasan telah datang. Sejalan dengan ungkapan Allah lewat firman-Nya:
“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan
sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya.
Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak
di dalam neraka itu: “Ya Rabb kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan
mengerjakan amal yang shalih berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan
apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan
(apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan maka rasakanlah (azab
Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS
Faathir [35] : 36-37)
Apa yang dapat kita ambil dari sumber yang maha
benar ini. Sebuah peringatan dari Yang Maha Benar, yaitu penyesalan di
penghujung hari, tetapi tak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki diri, dan
kita tak lagi mungkin dapat kembali. Allah telah cukup memberikan kesempatan
kepada setiap manusia yang memungkinkannya melaksanakan apa yang telah
diwajibkan-Nya. Maka akibat dari kelalaian itu, hanya penyesalan yang kita
dapatkan. Hanya kesengsaraan yang kita rasakan dan kesakitan yang selalu kita
dapatkan.
Bertobatlah sebelum ajal datang menjelang.
Sahabat dalam pertukaran malam dan siang, ada pelajaran yang seharusnya kita
pikirkan. Ada kebaikan yang mestinya selalu bertambah dalam keseharian.
Dan ada kesadaran yang sejatinya semakin kita
perlihatkan. Sebab setiap bergulirnya hari, tetapi bila tak ada perbaikan pada
diri, berapa lamapun kita hidup semuanya tidak akan mempunyai arti. Para ulama
menganggap, suatu pengingkaran terhadap nikmat dan pendurhakaan terhadap zaman,
apabila hari berlalu tanpa dapat dimanfaatkan untuk meraih kebaikan.
Seorang penyair berkata: “Bila hari berlalu
dihadapanku, sedang aku tidak dapat mengambil petunjuk dan ilmu darinya, maka
ia bukanlah umurku.”
Semoga Allah menjadikan kebaikan pada hari-hari
yang terlewati, menghadirkan kemudahan bagi jiwa untuk selalu mensucikan diri,
mengampuni setiap kelalaian yang kerap menyelimuti hati. Abu Bakar Ash-Shiddiq
ra selalu berdoa: “Ya Allah, janganlah Engkau membiarkan kami dalam
kesengsaraan, dan janganlah engkau menyiksa kami karena kelalaian, serta
janganlah Engkau menjadikan kami termasuk golongan orang-orang yang lalai.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar