Sabtu, 31 Desember 2011

Ketika Musibah Tak Kunjung Reda

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (Sesungguhnya kita ini milik Allah dan kepada-Nya-lah kita kembali). Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb-nya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al-Baqarah [2] : 155-157)


Subhanallah, Maha Suci Allah yang telah menciptakan kita dari tidak ada menjadi ada. Alangkah beruntungnya jika kita diberi kekuatan oleh Allah untuk mampu bersikap sabar. Kita memahami, bahwa tidak ada seorang manusia pun yang tidak tersentuh musibah. Hidup di tengah terpaan gelombang penderitaan memang sangat menyakitkan. Hidup yang tak henti didera kemalangan memang sangat tak mengenakan. Serta hidup yang selalu diwarnai cobaan teramat sangat memilukan. Tapi sadarilah, kita tak akan menjadi jauh lebih baik ketika membiarkan kita hanyut oleh terpaan badai cobaan.

Sahabat, watak kehidupan memang tak pernah kita ketahui. Karena itu adalah mutlak hak Allah yang menghendaki. Ada saat dimana kebahagiaan selalu berpihak kepada kita, tetapi pada saat yang lain penderitaan pun begitu akrab menemani kehidupan. Kita harus menyadari bahwa kehidupan memang tak akan memberi sesuatu kepada kita kecuali untuk mengambil sesuatu dari kita. Ia mengambil sesuatu dari kita untuk kita bayar dengan seimbang. Maka jangan heran, jika keinginan-keinginan kita tidak tercapai kecuali harus melewati onak dan duri.

Seakan dunia ini menguji kita dengan beragam perjuangan dan pergulatan untuk mendorong kita agar mampu menghadapi dan mengalahkannya. Bila kita telaah dengan dalam, sesungguhnya hidup ini tidak lain membiasakan diri untuk bersabar menghadapi ujian dengan beragam tantangan sangat membutuhkan tekad yang kuat dan mental yang mantap. Menyerah terhadap semua itu tidak akan membuahkan apa-apa selain kehinaan. Hanyut dalam kenestapaan hanya akan menyiksa keadaan dan membiarkan diri terpuruk dalam keputusasaan hanya akan membuka peluang kesedihan. Setiap kita suka atau tidak suka harus mampu menghadapi apapun persoalan yang tidak kita sukai, karena sejauh apapun kita berlari untuk sembunyi, semua itu tidak akan merubah ketetapan Ilahi.

Yakinlah bahwa langit tak selamanya mendung. Awan kelabu pasti berlalu. Rasulullah saw seakan menghibur kita dengan sabdanya: “Sesungguhnya orang beriman selalu berada pada dua keadaan. Jika dia mendapat nikmat maka dia bersyukur. Dan jika dia mendapat musibah maka dia bersabar dan ridha terhadap ketetapan Allah.”

Renungkan ketika para bijak bertutur: “Bahwa kebahagiaan di dunia laksana mimpi dalam tidur atau bagaikan bayangan yang pasti akan hilang. Jika kehidupan ini membuat kita tertawa sejenak, maka suatu saat kehidupan akan membuat kita menangis. Kenikmatan hanya sekejap, namun kemudian datang kedukaan yang panjang. Mungkin kita pernah merasa terpukul ketika anak, istri, suami, atau orang yang sangat kita cintai dipanggil Allah. Atau mungkin kebaikan diri tak berpihak kepada kita. Mereka adalah amanah yang Allah titipkan dan pinjamkan kepada kita.

Bukankah ketika kita meminjam sesuatu dari seseorang, kita tidak boleh merasa berat untuk mengembalikannya? Karena memang pemiliknyalah yang sangat berhak mengambil barang yang kita pinjam. Begitupun mereka, orang-orang yang kita cintai adalah milik Allah, tiada kuasa bagi kita menahan apa yang sudah menjadi kehendak-Nya. Marilah kita renungkan satu hal, jika Allah tidak memberi kita ketidaksempurnaan fisik maka pasti Dia melebihkan kita dalam hal yang lain. Jika kita merasa kemiskinan, kesulitan hidup, dan kesusahan mencari nafkah adalah musibah, maka sesungguhnya kekayaan, kemewahan, bahkan kepopuleran adalah musibah bagi orang-orang yang tidak mampu menjaganya.

Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui segala apapun yang terjadi pada setiap hamba. Segala apapun yang Engkau berikan pasti itulah yang terbaik menurut kehendak-Mu. Berikan kami kekuatan untuk bersabar atas segala ketetapan-Mu. Doronglah jiwa kami untuk selalu bersyukur atas segala pemberian-Mu. Ya Rabbi, Engkau-lah tempat setiap makhluk kembali. Jadikanlah perjalanan hari-hari kami penuh dengan perbuatan terpuji, hadirkan kesadaran hati kami untuk selalu memperbaiki diri. Ampuni kesalahan kami yang tak pernah henti. Jauhkan dari kami segala apapun yang tidak Engkau sukai. Mudahkanlah kami untuk mengamalkan firman-Mu yang suci. Dan pancarkan cahaya kebenaran-Mu agar kami selalu berada dalam kebeningan hati.
Penulis : Ustadz Anwar Anshori Mahdum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar