Sabtu, 31 Desember 2011

Mewaspadai Pangkal Kesalahan

“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia (Qabil) berkata, “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil,“Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertaqwa.” (QS Al-Maaidah [5] : 27) 


Ketahuilah sahabat, di dalam diri kita terdapat pos-pos kelemahan yang dapat mengundang kesalahan dan mendorong untuk melakukan kemaksiatan. Karenanya, seseorang harus mewaspadai pos-pos yang ada dalam dirinya, di samping itu juga harus terus memonitor pengaruhnya dalam hati. Dari sanalah lahir setiap dosa dan bangkitnya tiap kesalahan. Pos-pos itu ada tiga: kesombongan, ketamakan, dan kedengkian. Kesombongan, ia adalah sikap yang tinggi.
Orang yang sombong selalu melihat dirinya dengan kacamata kebesaran dan serba berlebih di atas orang lain. Akibatnya, seseorang dapat meremehkan dan merendahkan orang lain. Bahkan kesombongan adalah dosa pertama yang dilakukan sang penentang utama, iblis laknatullah yang membangkang perintah Allah untuk bersujud (taat) kepada Adam as.
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam!”, maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS Al- Baqarah [2] : 34)
Ketamakan, ia merupakan salah satu sebab dosa manusia. Karena ketamakan itulah, iblis telah menyeret Adam dan Hawa pada pelanggaran aturan Allah.
“Kemudian setan membisikan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (QS Thaahaa [20]: 120)
Kedengkian, ia adalah salah satu faktor yang menyebabkan kemaksiatan anak Adam pertama, sebagaimana Allah firmankan dalam Al-Qur’an.
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia (Qabil) berkata,“Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil,“Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertaqwa.” (QS Al-Maaidah [5] : 27)
Itulah ketiga faktor yang memotivasi seseorang melakukan kejahatan dan merupakan pangkal kesalahan. Maka orang yang berakal dan berambisi pada keselamatan pasti akan menghancurkan ketiga pangkal itu dalam hatinya. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk dapat bertahan dari keinginan hawa nafsu.
Ya Rabbi, kami sadar telah begitu banyak nikmat yang Engkau taburkan. Tidak sedikit kasih sayang telah Engkau semaikan. Namun hati kami begitu keras hingga tak jua beralih pada kebaikan. Ampunilah kami Ya Allah, jika hidup kami bertabur kemaksiatan, dan jika hari-hari kami bergelimang kesesatan. Berilah kami petunjuk yang tidak ada lagi keraguan. Berilah kami kekuatan yang tidak ada lagi kemalasan. Berilah kami keimanan yang tidak ada kesyirikan. Engkau-lah tempat kembali setiap jiwa yang Kau cipta.
Ya Allah, Pemberi segala kemuliaan, hadirkanlah dalam hati kami sifat menerima segala apapun yang Engkau berikan. Tetapkanlah jiwa kami untuk selalu bersyukur atas apa yang Engkau berikan. Tetapkanlah jiwa kami untuk selalu bersyukur atas apa yang Engkau karuniakan. Janganlah Engkau biarkan hati kami selalu condong kepada keduniaan. Wahai Rabb, tak ada yang mampu merubah segala apapun yang Engkau putuskan. Tetapkan keistiqamahan dalam hati kami agar selalu berada di jalan kebenaran.
Penulis : Ustadz Anwar Anshori Mahdum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar