“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari
kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Yusuf [12] : 53)
Sahabat yang budiman, dua penyakit berbahaya
yang sering menjangkiti menyerang qalbu (hati) adalah syahwat dan syubhat.
Syahwat adalah keinginan yang timbul dari jiwa hewani yang sering bertentangan
dengan hukum suci (fitrah kebenaran). Syubhat adalah perkara atau keadaan yang
tidak jelas haq dan batilnya, halal dan haramnya. Ketahuilah, kedua hal inilah
biang dari segala penyakit yang sering diderita oleh manusia dan formula yang
paling dahsyat mematikan hati.
Jika kedua penyakit ini telah mengakar dalam
diri kita maka kita akan terperangkap dan terpedaya sehingga kita berada dalam
jurang kebinasaan. Hanya kepada Allah-lah kita mengharap rahmat dan hidayah-
Nya. Sebab Dia-lah yang mampu membolak-balik hati dan menundukkan segala apa
yang ada di langit dan di bumi. Renungkanlah firman Allah: “Dan Dia menundukkan
untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai
rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS Al-Jaatsiyah [45] :
13)
Ketahuilah, dalam kehidupan ini kita dikelilingi
oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu yang mencengkeram dengan kuat sejak hari kita
dilahirkan, seperti kebutuhan makanan, pakaian dan tempat berteduh.
Kebutuhankebutuhan ini adalah alami dan harus dipenuhi secara permanen. Ia
adalah motif yang memungkinkan manusia berjuang terus-menerus. Sebagai hasil
naluri ini, manusia menjauhi apa yang merugikannya dan tertarik kepada hal-hal
yang menguntungkan tetapi kemudian dalam proses pencariannya, begitu banyak di
antara kita yang lupa dan terlena sehingga terperangkap oleh belenggu hawa
nafsu dan pada akhirnya tidak sedikit di antara kita yang tenggelam di laut
kesesatan dan kerakusan.
Kita telah kehilangan hati nurani jauh lebih
senang ia akan berakhir dengan kematian. Dan bagaimanapun banyaknya harta kelak
ia akan meninggalkan kita. Sadarilah, selama menjalani kehidupan yang panjang
ini dari mulai ayunan sampai liang lahat beragam persoalan hadir menghampiri,
gelombang musibah begitu sering mendekati. Sungguh, semua problema itu
memerlukan kesadaran pikiran dan ketajaman nurani. Dan kita tidak akan berhasil
dalam perjuangan ini kecuali apabila kita terus membiasakan diri untuk menampik
dorongan hawa nafsu dan berjalan di atas landasan yang benar.
Muhammad bin Abdul Al-Mardawi dalam
“Mandhummatul ‘Adab” mengatakan: “Kala hawa nafsu itu ditekan akan lahir
kemuliaan, dan saat keinginannya dipenuhi akan lahir kehinaan.” Bahkan ada yang
berpendapat hawa nafsu adalah pembohong yang tak dapat dipercaya. Membiarkannya
akan mempercepat datangnya kehancuran, dan memanjakannya akan semakin
meneguhkan kebatilan.
Ketahuilah sahabat, Allah menyatakan bahwa
segala sesuatu di dunia ini diciptakan untuk melayani manusia, dan manusia
diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu hubungan manusia dengan
alam semesta adalah hubungan keselarasan dan persahabatan. Kenyataan itu
mengkaruniai manusia kedamaian pikiran, kepuasan batin dan kebahagiaan hidup.
Orang yang selalu menyadari tentang hakikat kesementaraan hidup, hidupnya akan
diilhami dengan cinta, harapan optimisme dan kepuasan. Cukuplah apa yang
diberikan Allah kepadanya.
Wahai Rabb yang membolak-balikan hati setiap
hamba. Teguhkanlah pendirian kami pada agama-Mu. Tampak jelas Engkau memberikan
hamparan karunia yang tak terbatas. Ajarilah kami ilmu-Mu yang maha luas.
Penulis : Ustadz Anwar Anshori Mahdum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar