“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan
senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya
kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS: Al-‘Ankabuut [29] : 64)
Sahabat yang budiman, ibarat panah, dunia
mempunyai tiga macam anak panah, yaitu panah kesengsaraan, panah perlindungan,
dan panah pengharapan. Siapapun yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya
maka ia akan tertancap anak panah kesengsaraan, dan ia akan lelah diperbudak
dunia.
Mereka yang menjadikan dunia sebagai perlindungan maka ia akan tergores anak panah kesombongan, karena kesenangan akan dunia seringkali membuka tabir keangkuhan. Dan mereka yang menjadikan dunia sebagai pengharapan ia akan tergores anak panah kekecewaan, karena dunia tidak selalu menjanjikan kebahagiaan.
Mereka yang menjadikan dunia sebagai perlindungan maka ia akan tergores anak panah kesombongan, karena kesenangan akan dunia seringkali membuka tabir keangkuhan. Dan mereka yang menjadikan dunia sebagai pengharapan ia akan tergores anak panah kekecewaan, karena dunia tidak selalu menjanjikan kebahagiaan.
Ketahuilah, dunia yang kita singgahi ini seperti
fatamorgana. Disangka memiliki hakikat yang tetap padahal tidak. Dikejar untuk
digapai tetapi tidak pernah sampai. Orang yang kehausan menyangkanya sebagai
air, tetapi setelah didekati tidak tampak apa-apa. Banyak orang bijak
menasihati: orang yang mengejar dunia dengan melupakan akhirat adalah orang
yang tidak berakal. Sebab mereka lebih mendahulukan khayalan daripada
kenyataan, lebih mendahulukan kenikmatan sesaat daripada kenikmatan abadi. Dan
lebih mendahulukan negeri yang fana daripada yang kekal.
Renungkanlah sebuah syair dari ulama salaf yang
memberi nasihat buat para pencinta dunia: “Wahai penikmat kehidupan dunia yang
akan habis dan fana, sungguh kalian tertipu oleh bayang-bayang semu, duh
tololnya.” Sadarilah, sedikit saja seseorang terkesima dan tergoda oleh
pengaruh kehidupan duniawi, maka ia akan tenggelam ke dalam lautan
ketidakpuasan yang sangat dalam. Oleh karenanya, peranan keyakinan manusia
terhadap suara imannya akan sangat besar pengaruhnya bagi pembentukan pribadi
yang tidak mudah tergoda. Dan cara yang paling baik adalah berusaha untuk
selalu meningkatkan ketaatan yang sempurna. Marilah, sempurnakan niat dan
keikhlasan, sempurnakan jasmani yang selalu tertata dalam kebersihan,
sempurnakan aqidah agar tidak terkotori oleh kesyirikan, dan sempurnakan amalan
agar tetap berada dalam bingkai kebenaran. Itulah ciri khas pribadi dan
masyarakat bertauhid.
Sahabat, barangsiapa yang hatinya dipenuhi
dengan urusan dien (agama), maka ia akan mendapat kemudahan dalam menghadirkan
niat untuk berbuat kebaikan. Sebab ketika hati telah condong kepada pangkal
kebaikan, ia pun akan terdorong untuk cabang-cabang kebaikan lainnya.
Ketahuilah, barangsiapa yang hatinya condong kepada dunia maka ia akan
mendapatkan kesulitan besar untuk menghadirkan kebaikan. Orang yang berakal
tidak akan memanfaatkan dunia ini sebagai sesuatu yang mengikat dirinya. Ia
mengambil dunia hanya untuk menunjang ibadah dan amalnya. Demikian juga,
walaupun dunia itu terasa nikmat dan disukai, namun ia tetap bukan sesuatu yang
kekal. Pernah dikatakan oleh Sahl bin Abdullah ra: “Siapa yang senang pada
sesuatu yang tidak layak disenangi, maka ia telah mendatangkan kesusahan yang
tak habis-habisnya.”
Jadikanlah diri kita hamba yang selalu
istiqamah, sebab orang yang istiqamah akan menempatkan semua godaan dan tipuan
dunia sebagai i’tibar (pelajaran) berharga bagi dirinya. Hadirkanlah selalu
cahaya keyakinan dalam qalbu, sehingga kita mampu menutupi gemerlapnya dunia
dengan kewaspadaan dan perhitungan yang matang. Sungguh sahabat, cahaya
keyakinan itulah yang akan memberikan kesempatan meraih cintanya Allah SWT.
Hanya dengan rahmat Allah dan karunia-Nya sajalah kita akan memperoleh
kebahagiaan. Allah-lah tempat segala makhluk dikembalikan. Hanya Dialah yang
mampu memberikan kekuatan dalam hidup yang penuh dengan godaan dan cobaan. Berdoalah!
Berharaplah ampunan! Sebab kasih sayangnya tak terbatas. Curahan rahmatnya
begitu luas.
Ya Allah, Engkaulah tempat yang paling pantas
setiap hamba meminta. Berilah ketegaran kepada kami untuk selalu memperjuangkan
kebenaran Rasul-Mu. Engkau-lah yang tiada Ilah kecuali Engkau yang patut
disembah. Limpahan cinta kami kepada-Mu yang mampu melebihi cinta kami kepada
selain-Mu. Engkau telah menciptakan kami dan kami adalah hamba- Mu. Ampunilah
dosa kami, karena tiada yang kuasa mengampuni dosa selain Engkau.
Penulis : Ustadz Anwar Anshori Mahdum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar