Langkah-langkah
manajemen stress
1. Analisa masalah:
Mencari sumber masalah, dengan mengajukan
berbagai pertanyaan pada diri sendiri, seperti kenapa sih saya ini,
mengapa saya sering lupa, mengapa saya tidak bisa fokus, mengapa saya tidak
bisa menyelesaikan masalah sesuai deadline, mengapa saya tidak bergairah? Dari
pertanyaan-pertanyaan seperti itu kita bisa mendapatkan sumber masalahnya. Atau
dengan kata lain mencari penyebab timbulnya keadaan seperti itu.
2. Menemukan inti masalah:
2. Menemukan inti masalah:
Umumnya masalah yang muncul itu sepele, hanya
saja terkadang menumpuk dan menumpuk. Dan penumpukan masalah itulah yang
menimbulkan stres. Nah, pada tahap kedua manajemen stres ini adalah mencoba
menemukan masalah yang paling mendasar itu apa, sebab bukan tidak mungkin satu
masalah yang ada memicu masalah lainnya.
Contohnya: peran ganda wanita. Dimana ia sebagai
pekerja dan ibu rumah tangga. Ia akan menemukan banyak masalah mulai dari
masalah di kantor, dengan anak-anak di rumah, dengan suami bahkan dengan
dirinya sendiri. Lalu cari inti permasalahannya, apakah karena uang, atau
komunikasi dengan suami. Jadi usahakan cari masalah yang paling mendasar.
3. Mencari jalan keluar:
Banyak cara yang bisa dijadikan jalan keluar,
misalnya apakah saya perlu bicara dengan orang lain, kalau ya dengan siapa saya
harus berbicara. Atau sebaliknya, apakah saya bisa menyelesaikan masalah itu
sendiri tanpa bantuan orang lain, atau yang lebih jauh lagi apakah saya butuh
orang yang sesuai dengan bidangya seperti konsultan atau psikolog. Juga mencari
alternatif penyelesaian masalah. Misalnya inti masalahnya adalah uang, lalu
alternatif yang bisa ditempuh apakah harus pindah kerja, apakah cari tambahan,
atau melakukan penhematan.
4. Konsultatif:
Kalau sudah mememukan jalan keluar yang akan
ditempuh, selanjutnya adalah memutuskan untuk berbicara dengan orang lain lalu
siapa yang bisa diajak bicara. Apakah harus rohaniawan, psikolog, konsultan
perkawinan, atau teman dekat. Intinya berbicara atau bercerita dengan orang
lain yang dikehendaki.
5. Menata ulang kondisi hidup:
Tahap ini adalah implementasi atau perwujudan
dari tahap konsultatif. Setelah bertemu dengan mereka, setelah mendapatkan
solusi-solusi yang dikehendaki, selanjutnya adalah bergerak atau mulai menata
kembali segala sesuatunya. Misalnya perbaikan komunikasi dengan suami,
memberikan perhatian yang lebih kepada anak-anak, dan sebagainya.
Tidak hanya itu, tapi juga berusaha untuk
menyesuaikan diri kembali dengan kondisi yang ada, menerima kondisi lingkungan,
dan yang lebih penting adalah harus menerima kenyataan.
6. Meditatif:
Untuk jangka panjangnya tahap meditatif sangat
penting dilakukan. Sebab tidak hanya bisa menenangkan diri tapi juga mengajak
kita untuk mundur ke belakang, caranya bisa dengan merenung, meditasi,
relaksasi, atau melakukan ritual-ritual sesuai dengan agama yang dianut.
Misalnya dengan berdoa, atau bagi muslim bisa dengan melakukan shalat. Selain
itu penting juga untuk selalu positif thinking, berbicara pada diri sendiri,
atau refleksi ke dalam.
7. Evaluasi diri:
Tahap yang terakhir dari manajemen stres adalah
dengan melakukan evaluasi tentang semua yang telah terjadi. Merefleksikan
kembali supaya kelak ketika terjadi hal serupa kita bisa lebih siap dan sudah
tau apa yang harus dilakukan, paling tidak sudah bisa, mengantisipasi segala
kemungkinan buruk yang bakal terjadi.
Fungsi manajemen stres
1. Mengatur diri
Tujuan utama dari manajemen stres adalah belajar
mengatur diri menjadi lebih baik dari persoalan yang dihadapi.
2. Berpikir rasional
Terkadang stres yang timbul itu berawal dari
perasaan, dan ketika perasaan memegang peranan penting yang terjadi adalah membutakan
logika. Nah, dengan manajemen stres mengajak kita untuk berpikir rasional
berdasarkan fakta yang ada bukan perasaan semata.
3. Menenangkan diri
Setiap kali terjadi masalah kita seringkali
merasa tertekan, tidak nyaman, pusing, dan sebagainya. Karena itu, dengan
mengelola stres bisa menenangkan diri sendiri. Ketika sudah bisa tenang maka
emosi pun bisa dikendalikan.
4. Membantu mencari jalan keluar
Manajemen stres bukan solusi, hanya membantu
mencari solusi atau jalan keluar. Sebab bagi mereka yang bisa mengatur dirinya
sendiri, bisa berpikir rasional dan menenangkan dirinya maka ia lebih mudah
untuk mendapatkan jalan keluar yang tepat. Jadi, sekali lagi fungsi manajemen
stres bukan mencari jalan keluar tetapi ‘hanya’ memudahkan.
5. Meningkatkan produktivitas
Orang yang manajemen stresnya bagus biasanya
ketika ditimpah masalah, produktivitanya akan naik. Ini terkait dengan pola
pikirnya yang menjadi masalah sebagai picu yang memicu semangatnya. Dari
masalah yang ada tidak membuatnya semakin terpuruk tapi justru sebaliknya jadi
tertantang untuk melakukan yang terbaik.
6. Pematangan diri
Semakin sering kita menghadapi dan bisa mengatasi
masalah yang terjadi, semakin matang pula kualitas diri. Sebab masalah yang
dihadapi tak lain sebagai ajang melatih diri untuk lebih dewasa dalam berpikir
dan bertindak. Karena itu mengelola stres dengan baik adalah wadah pematangan
diri.
Ciri-ciri orang yang manajemen stresnya baik:
- Mampu mengendalikan emosi
- Bisa menerima kenyataan
- Positif thinking
- Produktivitas meningkat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar