Dua nomor
yang lalu ketika saya menulis tentang kredit tanpa agunan (KTA), saya menerima
banyak sekali telepon dan surat elektronik dari pembaca yang menanyakan tentang
bank mana saja yang menjual produk KTA. Ini menunjukkan banyaknya minat pembaca
untuk mengambil kredit.
Kredit sebetulnya dibuat untuk memudahkan Anda. Baik dalam membuka usaha, membeli sesuatu, atau mengatasi kebutuhan tertentu atas sejumlah dana. Orang yang tidak punya uang tunai, seringkali bisa membeli sesuatu dengan cara mengambil kredit. Kalau Anda harus menabung dulu sebelum bisa membeli suatu barang, mungkin dengan mengambil kredit Anda bisa membeli dulu, dan menabungnya belakangan. Hanya saja, menabungnya dalam bentuk membayar ke bank.
Kredit sebetulnya dibuat untuk memudahkan Anda. Baik dalam membuka usaha, membeli sesuatu, atau mengatasi kebutuhan tertentu atas sejumlah dana. Orang yang tidak punya uang tunai, seringkali bisa membeli sesuatu dengan cara mengambil kredit. Kalau Anda harus menabung dulu sebelum bisa membeli suatu barang, mungkin dengan mengambil kredit Anda bisa membeli dulu, dan menabungnya belakangan. Hanya saja, menabungnya dalam bentuk membayar ke bank.
Sayangnya
sering ada masalah yang muncul dalam mengambil kredit. Orang sering terjebak
mengambil kredit walaupun sebenarnya dia bisa membayarnya secara tunai. Banyak
orang berpikir, kalau saya bisa kredit untuk membeli suatu barang, kenapa saya
harus membeli secara tunai (walaupun uang tunainya ada)? Padahal sudah jelas
bahwa total uang yang Anda bayar bila Anda membeli barang secara kredit akan
lebih besar daripada bila Anda membeli barang tersebut secara tunai. Malah
makin lama jangka waktu kreditnya, jumlah uang yang harus Anda bayar biasanya
akan makin besar.
Anehnya,
walaupun demikian, masih banyak saja orang yang mengambil kredit untuk membeli
barang walaupun dia punya uang tunainya. Pikiran yang seringkali muncul adalah
bahwa dengan mengambil kredit, seseorang bisa memanfaatkan uang tunai (yang
sudah dia miliki) untuk keperluan lain.
Dari
situlah muncul pertanyaan, kapan sih sebetulnya seseorang harus membeli barang
secara kredit? Dalam tulisan kali ini saya akan membahas tentang kapan Anda
harus membeli barang secara kredit, dan kapan Anda harus membeli barang secara
tunai.
DUA MACAM NILAI BARANG
DUA MACAM NILAI BARANG
Dalam
berhutang, ada dua macam barang yang bisa Anda hutangkan. Yang pertama adalah
barang-barang yang nilainya menurun, dan yang kedua adalah barang-barang yang
nilainya menaik.
Contoh
barang yang nilainya menurun yang sering kita hutangkan adalah:
1. Kendaraan.
Iya dong,
kalau Anda membeli kendaraan dan memakainya dalam jangka waktu katakan enam
bulan, maka setelah enam bulan kendaraan tersebut biasanya tidak bisa Anda jual
kembali dengan harga yang sama ketika Anda membelinya, tetapi malah lebih
rendah. Ini wajar karena kendaraan tersebut mengalami penyusutan nilai. Kecuali
nilai dolar tidak naik tinggi sekali, maka harga jual mobil Anda ketika Anda
menjualnya kembali harusnya lebih rendah dibanding ketika Anda membelinya,
bukan malah lebih tinggi.
2. Barang-barang elektronik.
Apakah
Anda punya barang elektronik di rumah? Apakah Anda ingat berapa harganya ketika
Anda membelinya dulu? Bila Anda ingat, sekarang bisakah Anda jual lagi barang
tersebut dengan harga yang sama dengan ketika Anda membelinya waktu itu?
Biasanya tidak. Ini karena barang elektronik adalah barang yang mengalami
penyusutan juga.
Oke, itu
adalah contoh barang yang nilainya menurun. Selain barang yang nilainya
menurun, ada juga barang yang nilainya menaik. Contohnya adalah properti.
Properti terdiri atas tanah dan bangunan. Dalam jangka panjang (diatas 10
tahun), nilai properti biasanya naik terus (tanahnya, bukan bangunannya). Ini
karena kebutuhan atas tanah terus meningkat karena bertambahnya jumlah penduduk
dunia, sedangkan jumlah tanah tidak bertambah.
MENENTUKAN KREDIT ATAU TIDAK
MENENTUKAN KREDIT ATAU TIDAK
Seksarang
masalahnya, kapan kita harus mengambil barang secara kredit dan kapan kita
harus mengambil barang secara tunai? Dibawah ini adalah tipsnya:
Akan
lebih baik apabila Anda mengurangi kebiasaan berhutang Anda sebisa mungkin bila
barang yang Anda beli tersebut nilainya menurun. Ini karena apabila Anda
berhutang dengan cara mengambil kredit, maka jumlah yang Anda bayar biasanya
akan lebih mahal dibanding apabila Anda membayar secara tunai.
Kendaraan
misalnya. Bila Anda membeli Kendaraan secara tunai, Anda mungkin harus membayar
Rp 75 juta rupiah. Tetapi bila Anda membeli kendaraan itu secara kredit (kredit
12 bulan misalnya), maka jumlah yang Anda bayar jatuhnya mungkin akan menjadi
Rp 90 juta. Malah, semakin panjang jangka waktunya, jumlah yang Anda bayar akan
makin mahal. Mungkin menjadi Rp 110 juta (untuk jangka waktu kredit 24 bulan)
atau Rp 130 juta (kredit 36 bulan = 3 tahun). Melihat hal itu, maka pertanyaannya
disini adalah: buat apa Anda membayar mahal untuk barang yang nilainya menurun?
Jadi,
untuk barang yang nilainya menurun, bayar saja secara tunai kalau memang Anda
bisa membayar tunai, supaya jumlah yang Anda bayar akan makin murah.
Bagaimana
bila Anda tidak mampu membayar tunai? Solusinya: ambil kredit dengan jangka
waktu sependek mungkin yang Anda bisa. Ini karena makin pendek jangka waktunya,
makin murah jumlah yang harus Anda bayar. Semakin panjang jangka waktu
kreditnya, semakin mahal pula jumlah yang harus Anda bayar secara total. Ingat
sekali lagi bahwa barang yang Anda beli adalah barang yang nilainya menurun.
Jadi buat apa membayar mahal untuk barang yang nilainya toh akan menurun?
Sekarang,
bagaimana bila barang yang Anda hutang tersebut nilainya menaik? Apabila barang
yang Anda hutangkan itu secara jangka panjang nilainya menaik (meningkat), maka
tidak apa-apa bila Anda mengambilnya secara berhutang, walaupun Anda memang
memiliki uang tunai untuk melunasinya secara tunai.
Properti
misalnya. Seperti yang Anda tahu, properti terdiri atas Tanah dan Bangunan.
Untuk tanah, secara jangka panjang (diatas 10 tahun) nilai tanah mungkin bisa
meningkat sekitar 30 persen per tahun. Peningkatan tersebut masih jauh lebih
besar dibanding suku bunga KPR yang Anda bayar, yang pada saat ini berada di
kisaran 20 persen per tahun.
Jadi,
tidak apa-apa bila Anda membeli rumah dengan cara KPR walaupun Anda punya uang
tunainya. Maksudnya, membeli rumah secara tunai jelas akan lebih murah. Tapi
membeli rumah lewat kredit secara jangka panjang jatuh-jatuhnya Anda akan
untung juga karena kenaikan nilai properti Anda (tanahnya lho) masih lebih
besar daripada suku bunga KPR yang Anda bayar.
Mudah-mudahan
dengan pengetahuan di atas, Anda bisa bijaksana memutuskan kapan akan membeli
barang secara kredit. Mengingat tingginya minat pembaca NOVA terhadap
produk-produk kredit, pada beberapa nomor mendatang saya akan menyajikan
tulisan tentang dua produk kredit yang paling banyak diambil orang. Yaitu
Kredit Kepemilikan Kendaraan dan Kredit Pemilikan Rumah. Tidak lupa juga
disertai dengan strategi dalam mengambil kredit tersebut. Sampai ketemu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar