Dalam kitabnya “Al-Wabil Ash-Shayyib”,
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan lebih dari 70 fadhilah,
keutamaan dan hasiat ibadah dzikir.
Dan berikut ini sebagiannya:
1. Dzikir membuahkan cinta dan ridha Allah‘Azza wa Jalla. Dan
sekaligus menjadikan ahli dzikir juga dicintai, disayangi dan diterima
oleh manusia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Apabila Allah Ta’ala mencintai seorang hamba,
maka Dia memanggil Jibril, dan disampaikan kepadanya bahwa, Allah telah
mencintai si-A, maka cintailah dia olehmu. Lalu Jibril-pun mencintainya
juga. Selanjutnya Jibril berseru kepada para penghuni langit (para
malaikat) bahwa, Allah telah mencintai si-A, maka cintailah dia oleh
kalian. Sehingga yang bersangkutan dicintai pula oleh para malaikat
penghuni langit. Dan akhirnya, ditetapkanlah (sebagai buah dan efeknya),
penerimaan terhadapnya di muka bumi” (HR. Muttafaq ‘alaih).
2. Dzikrullah dengan beragam macam dan
lafalnya, secara umum berfungsi mengusir syetan, melemahkan daya godanya
dan melumpuhkan tipu muslihatnya
3. Menghilangkan kerisauan, kesedihan
dan kegalauan dalam hati, serta menggantikan semuanya dengan
kebahagiaan, keceriaan dan kelapangan.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan berdzikir mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan berdzikir
mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’ad: 28)
4. Mengokohkan hati, menguatkan fisik, meneguhkan iman di dada, dan membukakan pintu ilmu ma’rifatullah
5. Menghasilkan kewibawaan, disamping kelezatan dan kecerahan.
6. Menumbuhkan rasa cinta dan kasih
sayang, yang merupakan ruh ajaran Islam, poros agama, dan sumber
kebahagiaan serta keselamatan
7. Menyelamatkan lidah dan mulut dari
ghibah, keburukan kata, dan segala ucapan yang buruk dan serba tidak
manfaat, atau bahkan madharat
8. Para malaikat memohonkan ampun bagi orang yang berdzikir, begitu pula bagi orang yang bertobat
9. Menghilangkan noda-noda kemaksiatan, dan menghapuskan dosa-dosa kedurhakaan.
Karena dzikrullah adalah salah satu
kebaikan paling agung dan paling utama. Sedangkan kebaikan itu akan
menutup dan menghapus keburukan dan kesalahan. Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya): “Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi
dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang
mau ingat” (QS. Huud: 114).
10. Bila seorang hamba mengenal dan
menginat Allah dengan dzikirnya di saat lapang, maka Allah-pun akan
mengenal dan mengingatnya di waktu sempit dan terhimpit.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya
selalu di hadapanmu. Ingatlah Allah di saat lapang, maka Dia-pun akan
mengingatmu di waktu sempit/sulit…” (HR. ‘Abd bin Humaid dari Ibnu
‘Abbas ra.).
11. Menyelamatkan dan melepaskan dari adzab Allah Ta’ala.
Dalam hadits: “Tidak ada satu amalpun
yang dilakukan seorang anak manusia, yang lebih istimewa untuk bisa
menyelamatkannya dari adzab Allah ‘Azza wa Jalla, selain dzikrullah
(dzikir kepada Allah Ta’ala)” (HR. Ahmad dari sahabat Mu’adz ra,
dishahihkan oleh Al-Albani).
12. Mengamankan dan membebaskan seorang
hamba dari penyesalan tiada tara di hari Kiamat. Sementara itu majlis
yang tidak ada dzikirnya akan mengakibatkan penyesalan dan kerugian pada
hari Kiamat bagi yang ada di dalamnya.
13. Ahli dzikir berbahagia dengan dzikirnya, dan sekaligus membahagiakan orang yang berada bersamanya.
Karena inilah orang yang selalu membawa
keberkahan dimanapun berada. Sedangkan orang yang hatinya lalai dari
dzikir akan merugi dan sengsara akibat kelalaiannya, dan bahkan juga
bisa merugikan orang lain yang berada bersamanya. Di dalam sebuah hadits
yang cukup panjang disebutkan bahwa, Allah mengampuni orang-orang yang
berada di majlis dzikir. Dan ketika dilaporkan oleh para malaikat –
tentu Allah Maha Tahu – bahwa, di tengah-tengah mereka ada seorang hamba
pendosa yang lewat lalu secara tidak sengaja duduk bersama mereka,
Allh-pun berfirman: “Dan diapun termasuk yang Aku ampunkan. Karena
mereka itu (para ahli dzikir) adalah kelompok orang yang tidak akan
sengsara dan merugi siapapun yang duduk bersama mereka” (HR. Muslim dari
sahabat Abu Hurairah ra).
14. Dzikrullah merupakan ibadah yang
paling ringan pelaksanaannya, namun di saat yang sama ia justru termasuk
ibadah yang paling agung dan paling utama nilainya. Karena gerakan
lesan adalah gerakan anggota tubuh yang paling ringan dan mudah. Dimana
seandainya anggota tubuh lain harus digerakkan seperti gerakan lesan,
niscaya hal itu akan terasa sangat berat sekali, atau mungkin bahkan
tidak mampu dilakukan.
15. Dzikir merupakan sarana penghalang
dan penutup antara seorang hamba dan Neraka Jahannam. Sehingga
seandainya terbentang jalan ke Neraka baginya gara-gara sebagian amal
buruknya, maka dzikirnya akan menjadi penutup jalan itu. Maka jika
dzikirnya adalah dzikir yang sempurna dan ajeg (istiqamah), maka ia akan
menjadi penghalang atau penutup sangat kokoh dan kuat yang tidak
menyisakan celah sedikitpun untuk bisa ditembus atau dilewati.
16. Dzikir juga merupakan salah satu
sarana pengundang berbagai kenikmatan (dari Allah) yang paling utama,
dan wasilah penolak bala’ teristimewa. Sehingga tidak ada sarana dan
wasilah apapun sebagai pengundang kerahmatan ataupun penolak bencana,
yang seutama dan seistimewa ibadah dzikir kepada Allah Ta’ala.
17. Secara lebih khusus dan spesifik, ia
juga mengundang rezeki. Karena dzikir memang merupakan salah satu alat
dan sarana utama pembuka pintu-pintu rezeki Allah dari berbagai arah dan
penjuru
18. Di dalam setiap hati bercokol potensi kekerasan yang tidak bisa dilembutkan dan dileburkan kecuali dengan dzikir.
Maka hendaklah setiap kita senantiasa
meng-ajeg-kan dzikirnya, demi mengobati dan menghilangkan kekerasan
hatinya itu.Sehingga hatipun menjadi lembut, dan semakin bergairah dalam
ber-taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah). Allah Ta’ala
berfirman (yang artinya): “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang
yang beriman, untuk khusyuk hati mereka dalam berdzikir mengingat Allah
dan (tunduk) kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka). Dan
janganlah mereka seperti orang-orang sebelumnya yang telah diturunkan
Al-Kitab kepada mereka, kemudian berlalulah masa yang panjang atas
mereka, lalu hati merekapun menjadi keras. Dan kebanyakan di antara
mereka adalah orang-orang yang fasik” (QS. Al-Hadiid: 16). Allah juga
berfirman (yang artinya): “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah
mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila
dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya
kepada Tuhan Allah-lah mereka bertawakkal” (QS. Al-Anfaal: 2).
19. Di hati setiap insan terdapat celah
dan “ruang hampa” yang tidak bisa diisi dan ditutup kecuali dengan
dzikrullah ‘Azza wa Jalla.
20. Dzikrullah adalah sarana terapi dan
obat penyembuh mujarab bagi hati yang sakit. Dimana sakit-nya hati
adalah akibat kelalaian. Dan dzikirlah terapi maupun obat ampuhnya.
21. Banyak berdzikir menjaga kehidupan dan kesehatan hati.
Sehingga ia merupakan “sabuk” pengaman
dan penyelamat efektif dari penyakit kemunafikan. Karena salah satu ciri
utama orang munafik adalah bahwa, mereka sedikit berdzikir mengingat
Allah ‘AzzawaJalla. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan
mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan
tidaklah mereka berdzikir menyebut dan mengingat Allah kecuali sedikit
sekali” (QS. An-Nisaa’: 142).
22. Dzikir akan memberikan kecerahan
cahaya wajah bagi ahlinya di dunia, juga cahaya baginya di alam kubur,
dan cahaya lain baginya di akherat kelak. Dimana cahaya tersebut akan
menerangi jalannya dan membimbingnya saat melewati titian menuju Surga.
Dan memang tidak ada satu amalpun yang memberikan cahaya di hati dan di
alam barzakh, serta di hari Kiamat, seistimewa ibadah dzikrullah
ini.Sehingga para ahli dzikir adalah orang yang paling cerah wajahnya di
dunia, paling terang alam kuburnya, dan paling bersinar serta bercahaya
di Akherat.
23. Ke-ajeg-an atau keistiqamahan
berdzikir dalam segala situasi dan kondisi, baik di rumah maupun di
jalan, saat tinggal ataupun bepergian, serta dimana saja seseorang
berada, berarti memperbanyak saksi bagi yang bersangkutan kelak di
Akherat. Karena semua tempat berpijak, baik rumah, tanah lapang, gurun
sahara, gunung, lembah, maupun tempat manapun di muka bumi ini, semuanya
akan menjadi saksi yang baik bagi ahli dzikir pada hari Kiamat nanti.
24. Gunung-gunung, lembah-lembah dan
padang sahara saling berbangga diri dan bersuka cita, dengan adanya
orang-orang yang berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla di atasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar