Sudah banyak buku yang
membahas tentang hikmah dan kekuatan sholat malam, berdasarkan dalil
Qur’an, Hadist dan pendapat para ulama salaf.
Pada tulisan ini saya
ingin menyampaikan hikmah dan kekuatan sholat malam berdasarkan
pengalaman saya mengerjakan sholat malam selama beberpa tahun kemudian
berhenti selama beberapa tahun dan kembali mengerjakannya lagi .
Perintah mengerjakan sholat malam sangat banyak kita temui dalam Al Qur’an. Antara lain pada surat Al Israak ayat 78 dan 79 :
78- Dirikanlah
salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan
(oleh malaikat).
79- Dan
pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat
yang terpuji. ( Al Israak 78-79)
Bisa juga kita temui pada S al Muzzammil ayat 1- 9, Al
Insan 25-26, Az-Zumar 9 dan lain sebagainya. Rasulullah tidak pernah
meninggalkan mengerjakan sholat malam selama hidupnya. Sholat malam
adalah salah satu senjata utama orang mukmin dalam menghadapi berbagai
masalah didunia ini. Namun sangat disayangkan sedikit sekali umat Islam
yang sanggup mengerjakan nya secara rutin setiap hari sebagaimana yang
dicontohkan Rasulullah.
Saya mulai tertarik
untuk mengerjakan sholat malam ini ketika masih duduk dikelas 2 STM
tahun 1969. Tekanan hidup dan kesulitan ekonomi membawa saya untuk
menekuni sholat malam, saya berharap Allah akan menolong saya mengatasi
berbagai masalah yang saya hadapi. Saya mulai sholat malam dalam keadaan
masih buta huruf Al Qur’an alias belum bisa baca qur’an. Hafalan
saya hanya Al Fatihah dan 3 surat pendek Al Ikhlas, Al Falaq dan An
Nass. Saya lakukan sholat malam seperti melakukan sholat taraweh, yaitu 2
rakaat kali empat ditambah 3 Raka’at sholat witir.
Keadaan saya ketika itu sangat sulit, uang sekolah tidak
pernah saya bayar tepat waktu. Saya selalu menunggak uang sekolah
sampai 2 atau 3 bulan. Uang transport dan jajan yang diberikan ayah juga
pas pasan bahkan kadangkala kurang dari cukup. Pernah satu ketika saya
kehabisan ongkos hingga terpaksa pulang jalan kaki dari sekolah saya di
Kampung Bali Tanah Abang kerumah saya di kampung Pecandran, kira kira
dibelakang Wisma Mandala jalan Gatot Subroto sekarang.
Untuk
menghemat biaya trasport saya menumpang dirumah teman sekelas saya
Aliyusmardi di daerah Jatibunder sehingga bisa kesekolah dikampung Bali
dengan jalan kaki. Disamping rumah teman saya ada sebuah Musholah. Orang
tua teman saya bapak Murad memang sebagai pengurus Musholah itu. Tiap
hari saya bangun sekitar jam 3.30 mengerjakan sholat malam, kemudian
memompa air untuk keperluan musholah dan memasang tikar dimusholah untuk
sholat subuh.
Saya sering menangis malam hari mengadukan keadaan saya pada Allah , saya cemas akan masa depan saya. Apalagi setamat STM pertengahan tahun
1970 saya tidak bisa langsung bekerja, Ijazah saya ditahan sekolah
karena saya belum melunasi uang sekolah selama 6 bulan. Orang tua saya
tidak mampu membayar uang sekolah sekaligus 6 bulan. Saya bingung, saya
hanya mengadukan semua ini pada Allah dimalam hari.
Selama belum bekerja saya tetap tinggal dirumah teman saya, dan saya mulai belajar membaca Al Qur’an secara autodidak serta tanya sana sini
dengan teman yang lebih pandai. Alhamdulilah dalam tempo 3 bulan saya
sudah bisa membaca Al Qur’an. Disamping mengerjakan sholat malam saya
sering mengerjakan puasa senin–kamis kadang kadang saya juga puasa nabi
Daud, sehari puasa dan sehari berbuka. Sedihnya ketika mau berbuka saya
tidak punya uang untuk membeli makanan, sehingga saya hanya minum air
putih dan terus lapar sampai besok hari. Saya terus melakukan sholat
malam dan mohon agar Allah memberi saya pekerjan yang sesuai. Ditengah
kebuntuan dan rasa putus asa saya berdo’a: ”Ya Allah, jika Engkau betul
betul Tuhan penguasa alam semesta yang menjadikan langit dan bumi yang
Maha Kuat dan maha kaya, beri hamba pekerjaan yang sesuai sebagai sumber penghidupan bagi hamba”.
Untuk menambah pengetahuan agama saya perlu banyak membaca buku, namun saya tidak punya uang untuk membeli buku. Saya
sering numpang membaca buku di toko buku LT 6 Gedung Sarinah. Sampai
satu ketika saya diperkenalkan dengan teman ayah H Adam Yusuf pemilik
toko buku Fa Yusri di pasar Mayestik. Ia mempersilahkan saya meminjam
buku yang saya minati ditokonya asal dijaga baik baik. Setelah selesai
membaca buku itu bisa dikembalikan lagi ketokonya.
Saya sering bertukar fikiran masalah agama dengan teman teman ayah saya seperti H Adam Yusuf (alm), H Marzali Ibrahim (alm) bapak Darsyaf Rahman (alm) dan lain lain. Saya
sering bertukar fikiran dengan orang yang sebaya ayah saya. Saya ingin
punya teman yang sebaya atau sedikit lebih tua dari saya. Naluri saya
mengatakan bahwa saya akan mendapatkan teman seperti yang saya inginkan
itu. Tahun 1971 saya bekernalan dengan Masjon 13 tahun lebih tua dari
saya. Ia mempunyai satu ruang khusus yang penuh dengan
buku. Saya diizinkan menetap dirumahnya. Semua buku yang dimiliki saya
baca dengan antusias. Masjon juga meminta saya untuk mengajar Al Qur’an
bagi adik adiknya.
Sejak
itu saya mulai mengajar membaca Qur’an dan ceramah agama dari rumah
kerumah pada beberapa keluarga orang Silungkang di Jakarta. Ekonomi saya
mulai membaik, dari honor mengajar saya bisa mendapatkan sampai Rp
24.000 per bulan. Harga emas ketika itu Rp 500 pergram. Kalau
dibandingkan dengan nilai uang sekarang bisa dibayangkan penghasilan
saya ketika itu cukup besar setara dengan 48 gram emas perbulan.
Demikianlah Allah telah menjawab do’a yang sering saya panjatkan setiap
sholat malam. Allah memberi saya pekerjaan mengajar agama dari rumah
kerumah dengan penghasilan yang cukup lumayan ketika itu.
Sejak
tahun 1972 saya menetap dimasjid Al Falah pasar Bendungan Hilir sambil
mengajar agama dari rumah kerumah saya ikut mengurus kegiatan di masjid
Al Falah seperti kegiatan Kuliah subuh setiap hari, membantu mengurus
Khatib Jum’at, mengurus pengajian bulan Ramadhan dan lain sebagainya.
Selama tinggal di Masjid Al Falah saya juga tetap melakukan sholat malam
setiap hari. Bangun jam 3.30 terus sholat malam 2 rakaat kali empat, tambah witir 3 raka’at total semuanya 11 Raka’at. Hafalan ayat Qur’an juga sudah bertambah banyak.
Namun
demikian tetap ada hal yang mengganjal dihati saya. Apakah saya bisa
hidup layak seperti orang lain, punya rumah, kendaraan sendiri,
berkeluarga punya istri dan anak anak. Dengan pekerjaan hanya mengajar
mengaji seperti ini kiranya hal itu tidak mungkin saya dapat. Apalagi
saya tidak memiliki dasar pendidikan formal dibidang agama, ilmu saya
terbatas . Saya harus bekerja sesuai pendidikan formal saya yaitu STM
Elektro. Saya tidak tahu bagaimana bisa mendapat pekerjaan yang lebih
baik. Ijazah STM saya sudah saya tebus dengan melunasi uang sekolah yang
tertunggak selama 6 bulan. Akhir Tahun 1973 saya mulai melamar kerja kesana kemari dengan modal ijazah STM jurusan elektro yang saya miliki. Sampai akhirnya
saya diterima bekerja di PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang pada
tahun 1974. Saya ditugaskan di PLN Cabang Gambir di bagian perencanaan.
Selama tinggal di Masjid Al Falah Jl Bendungan Hilir dan bekerja di PLN saya
tetap rutin mengerjakan sholat malam. Hingga saya berumah tangga tahun
1978 dan keluar dari masjid Al Falah mengontrak rumah sendiri di gg
Taqwa Tanah Abang. Tahun 1979 saya ditugaskan melanjutkan pendidikan di
LPPU-ITB Bandung selama 3,5 tahun. Setelah saya kembali ke Jakarta pada tahun 1982 saya mulai sibuk dengan tugas rutin di PLN. Saya tidak sanggup lagi mengerjakan sholat malam secara rutin.
Tahun 1982 saya sudah punya rumah sendiri di perumahan Bintara III kelurahan Bintara Jaya bekasi barat . Sholat malam sudah jarang saya lakukan. Kalau saya
lakukan sholat malam, siangnya dikantor jadi ngantuk. Sejak itu saya
hanya sholat malam kalau ada kasus atau masalah yang perlu saya atasi
dengan segera. Apa yang saya inginkan dengan
sholat malam secara rutin sudah saya dapatkan. Istri, anak anak, rumah
sendiri, kendaraan, penghasilan bulanan yang cukup dan lain sebagainya.
Tahun 2001 memasuki usia 50 tahun timbul rasa prihatin yang mendalam dalam diri saya, sudah 20 tahun lamanya saya
meninggalkan sholat malam yang dahulu ketika masih muda saya lakukan
secara rutin setiap hari. Beberapa kali saya coba mengerjakan sholat
malam itu , namun baru melakukan 2 atau 3 hari sudah putus lagi untuk
beberapa lama. Perlu motivasi yang kuat untuk sanggup melakukan sholat
malam setiap hari. Ketika masih muda dahulu tekanan ekonomi dan
kesulitan hidup mendorong saya untuk mengerjakan sholat malam setiap
hari dengan harapan untuk dapat memperbaiki taraf hidup dan
ekonomi. Lebih 10 tahun saya melakukan sholat malam setiap hari, namun
setelah apa yang saya inginkan saya dapat, semangat saya untuk melakukan
sholat malam mulai luntur. Saya jarang melakukan sholat malam. Saya
hanya melakukan sholat malam untuk mengatasi kasus atau masalah yang saya hadapi.
Saya perlu memiliki motivasi yang kuat yang mampu mendorong saya untuk melakukan sholat malam setiap hari. Tahun
2001 saya merenung, usia saya sudah memasuki 50 tahun, 6 tahun lagi
memasuki masa pensiun. Saya tidak tahu berapa tahun lagi saya hidup
didunia ini. Saya ingin membawa bekal yang cukup untuk perjalan hidup di
alam barzakh dan akhirat kelak. Ketika muda dahulu saya sanggup
mengerjakan sholat malam setiap hari, mengapa dihari tua , disaat sudah
dekat liang kubur justru saya meninggalkan sholat malam? Saya betul
betul prihatin. Keprihatinan ini menjadi pendorong yang kuat bagi saya
untuk kembali melakukan sholat malam.
April
2001 saya bertekad untuk mulai mengerjakan sholat malam lagi. Saya harus
mengerjakan sholat malam setiap hari selama 40 hari tidak boleh
terputus seharipun. Jika pada hari ke 38 terputus maka saya harus
mengulang kembali dari awal. Kalau selama ini baru mengerjakan 3 atau 4
hari saya sudah terputus, maka kali ini Alhamdulillah saya dapat
menyelesaikan selama 40 hari berturut turut. Demikian
terus saya lakukan hingga 3 kali 40 hari. Alhamdulillah saya bisa
melakukan 120 hari berturut turut tanpa terputus. Anehnya rasa kantuk
pada siang hari yang dulu pernah menjadi penghalang bagi
saya untuk melakukan sholat malam sekarang tidak muncul lagi. Saya
bangun setiap hari jam 3.30, terus melakukan sholat malam, setelah
azan subuh terus ke masjid melakukan sholat subuh berjama’ah. Pulang
dari masjid membaca Qur’an, nonton berita TV, senam aerobik , istirahat,
mandi dan jam 7.00 berangkat kerja. Alhamdulillah kegiatan tersebut
bisa terus saya lakukan sampai saya memasuki masa pensiun tahun 2006.
Demikianlah
saya pernah melakukan sholat malam selama 10 tahun kemudian berhenti
selama 20 tahun dan sekarang saya sudah melakukannya kembali sejak 7
tahun yang lalu. Mudah mudahan saya tetap bisa melaksanakan sholat malam
sampai akhir hayat, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah. Perlu
motivasi yang kuat untuk sanggup mengerjakan sholat malam secara rutin.
Motivasi kebutuhan dunia ternyata tidak cukup kuat untuk mendorong kita
melakukan sholat malam secara rutin. Motivasi kehidupan akhirat dan
keinginan untuk dekat dengan Allah , itulah motivasi yang paling kuat.
Lakukanlah sholat malam karena ingin mencari keredhaan Allah dan selalu
dekat dengan –Nya.
Dari
pengalaman saya mengerjakan sholat malam selama sekian tahun ada beberpa
keuntungan yang dimiliki orang yang sanggup mengerjakan sholat malam
setiap hari secara rutin antara lain:
- Memiliki intuisi atau firasat yang tajam
- Mendapat kemudahan dalam menghadapi berbagai masalah dan problem
- Optimis menghadapi berbagai masalah yang menghadang
- Sholat diakhir malam menimbulkan rasa nyaman dan aman
- Merasa selalu dekat dengan Allah
- Terhindar dari perasaan tertekan dan stres berkepanjangan
- Mendapat bimbingan dan petunjuk menghadapi berbagai masalah, yang biasanya muncul ketika sedang duduk istirahat dan berdo’a disela sela sholat malam
- Dicukupkan Allah semua hajat kebutuhannya dan mendapat rezeki yang tidak pernah terputus
- Mendapat pertolongan dan kemudahan dari tempat yang tidak pernah diduga
- Meningkatkan kecerdasan spiritual
Dan banyak lagi keuntungan lain yang tentunya tidak sama pada setiap orang, tergantung kekhasan masing masing.
Firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 153 :
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Dalam firmanNya Allah menegaskan agar kita minta tolong padaNya dalam menghadapi berbagai hal dengan mengerjakan sholat dan bersabar menanti datangnya pertolongan Allah. Minta tolong bisa kita lakukan dengan mengerjakan sholat sunah khusus untuk mohon pertolongan. Waktunya bisa sesudah melakukan sholat wajib, pagi hari atau malam hari. Waktu yang paling baik adalah sepertiga malam terakhir, bisa juga dengan mengerjakan sholat tahajud atau sholat malam.
Sakit mata sembuh berkat tahajud
Saya
punya beberapa pengalaman dalam melakukan sholat malam atau tahajud
untuk mengatasi beberapa masalah yang pernah saya alami. Antara lain
pengalaman saya ketika anak pertama saya yang masih berumur 6 bulan
mengalami sakit mata. Sudah lebih 3 bulan mata kanan anak saya selalu
berair dan airnya meleleh dipipi hingga menimbulkan iritasi.
Saya
membawa anak saya kedokter Gantira seorang dokter ahli mata di Bandung.
Ia menjelaskan bahwa saluran pembuangan air mata anak saya dari mata ke
tenggorokan yang hanya sebesar rambut mengalami penyumbatan. Saluran itu
harus dibuka dengan melakukan operasi. Namun karena anak saya masih
berumur 6 bulan ia menyarankan saya untuk konsultasi dahulu pada ahli
anastesi, apakah anak saya bisa dianastesi untuk melakukan operasi mata.
Saya dan istri saya sangat terpukul mendengar keterangan dokter
tersebut. Saya sedih dan cemas, mengapa anak saya yang masih kecil itu
harus menjalani operasi mata.
Saya
minta tolong pada dokter ahli mata tersebut untuk sementara memberi obat
apa saja yang dapat meringan kan iritasi pada matanya. Dokter memberi
salep mata yang harus diberikan 2 kali sehari. Kami pulang dengan hati
gundah. Istri saya selalu menangis mengkhawatirkan keadaan anak kami.
Kami sangat cemas kalau mata anak kami harus dioperasi. Berbagai angan
angan buruk menghantui fikiran kami.
Saya bertekad untuk melakukan sholat malam atau tahajjud
mohon pada allah agar mata anak saya disembuhkan. Saya bangun sebelum
sholat subuh sekitar jam 3.30. Salep mata yang saya dapatkan dari dokter
saya letakan diatas sajadah tempat saya sujud. Saya lakukan sholat
tahajjud 2 rakaat kemudian saya berdo’a agar salep mata yang
diberikan dokter kepada kami diberi kekuatan untuk menyembuhkan mata
anak kami. Saya lakukan sholat 2 rakaat x 4 menjadi 8 rakaat dan ditutup
dengan sholat witir 3 rakaat, sehinggal total semua menjadi 11 rakaat.
Diantara masing masing sholat 2 rakaat itu saya berdo’a mohon agar salep yang diberikan dokter itu mempunyai khasiat untuk meyembuhkan mata anak kami.
Demikianlah mata
anak saya tidak jadi dioperasi, ia sembuh hanya dengan memberikan salep
mata dan mengerjakan sholat tahajud selama 2 minggu terus menerus.
Walaupun pada mulanya dokter menyarankan untuk membuka saluran
pembuangan air mata yang tersumbat itu harus dioperasi. Namun dengan
pertolongan Allah semuanya bisa normal kembali dengan obat yang
sederhana dan mengerjakan sholat tahajud setiap malam.
Pedagang koran dan rumah kontrakannya
Ketika saya kuliah di LPPU – ITB Bandung dahulu saya mengontrak rumah di Lingkungan Tamansari dekat pasar Balubur. Saya sering membeli koran pada seorang pedagang koran yang mangkal didepan pasar Balubur tersebut.
Ketika saya kuliah di LPPU – ITB Bandung dahulu saya mengontrak rumah di Lingkungan Tamansari dekat pasar Balubur. Saya sering membeli koran pada seorang pedagang koran yang mangkal didepan pasar Balubur tersebut.
Pada
suatu hari ia bercerita pada saya bahwa kontrakan rumahnya dibelakang
pasar Balubur sudah habis Ia masih punya waktu satu minggu sebelum
kontrakannya habis dan ia harus pindah dari rumah itu jika tidak
memperpanjang kontrakannya. Ia sangat bingung karena sampai saat ini ia
belum punya uang untuk memperpanjang kontrakannya itu. Saya menyarankan
pada nya untuk meminta tolong pada Allah mengatasi masalahnya dengan
mengerjakan sholat tahajud pada malam hari. Saya jelaskan tata cara
melakukannya mirip seperti sholat taraweh pada bulan Ramadhan, dan
dilakukan pada akhir malam menjelang sholat subuh. Saya ceritakan
padanya pengalaman saya bahwa anak saya bisa sembuh dengan berdo’a
sesudah sholat tahanjud.
Ia mengikuti saran saya. Seminggu kemudia saya bertemu dengan nya, ia mengucapkan terima kasih pada
saya atas saran yang pernah saya berikan. Ia melakukan sholat tahajud
sesuai dengan yang saya sarankan. Dua hari yang lalu ada seorang
langganan nya yang menyuruhnya untuk mengisi dan menempati paviliun
rumahnya di Jl Cihampelas yang kosong, tanpa perlu membayar uang sewa.
Ia betul betul merasa lega karena disaat ia tidak punya uang untuk
menyambung kontrakan rumahnya ada orang yang membantunya memberi tempat
tinggal gratis. Ia bisa merasakan kekuatan ajaib dari
sholat malam. Saya juga sangat terkesan dengan cerita teman saya itu,
bahwa jika kita minta tolong pada Allah dengan sungguh sungguh dan
mengerjakan tahajud Insya Allah, Dia akan mendatangkan pertolongan
kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar